GRESIK, headlinejatim.com– Smelter baru PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik resmi kembali beroperasi lebih cepat dari jadwal semula. Pemerintah, melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, memberikan apresiasi atas keberhasilan ini sebagai langkah konkret dalam mendukung hilirisasi industri mineral nasional.
Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kemenko Perekonomian, Elen Setiadi, meninjau langsung smelter PTFI bersama sejumlah perwakilan kementerian dan lembaga terkait. Ia menyampaikan bahwa perbaikan fasilitas telah rampung lebih cepat, dan smelter kini telah beroperasi dengan kapasitas awal lebih dari 40%.
“Kami memberikan apresiasi kepada PTFI yang telah mempercepat proses perbaikan dan memulai operasi lebih awal dari target. Ini merupakan komitmen nyata mendukung hilirisasi dan memperkuat industri dalam negeri,” ujar Elen saat meninjau area Common Gas Cleaning Plant (CGCP), Sulphuric Acid Plant (SAP), dan Central Control Building (CCB). Sabtu (21/6)
Smelter PTFI yang sebelumnya dijadwalkan mulai beroperasi pada pekan ketiga Juni, ternyata sudah kembali aktif sejak pertengahan Mei. Saat ini, smelter tengah memasuki fase ramp-up untuk meningkatkan kapasitas produksi secara bertahap hingga 100% pada akhir Desember 2025.
Wakil Presiden Direktur PTFI, Jenpino Ngabdi, menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah. Ia menegaskan bahwa PTFI sebagai perusahaan tambang terintegrasi dari hulu hingga hilir siap menjalankan arahan pemerintah terkait program hilirisasi nasional.
“Kami bangga dapat berkontribusi dalam menciptakan nilai tambah di dalam negeri. Operasional smelter ini adalah bagian dari komitmen kami untuk mendukung Indonesia Emas 2045,” ucap Jenpino.
Kunjungan ini juga dihadiri oleh perwakilan Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, Kementerian Investasi, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, serta MIND ID sebagai induk holding industri pertambangan.
Beroperasinya kembali smelter PTFI menjadi salah satu langkah penting dalam memperkuat ketahanan industri nasional, meningkatkan daya saing ekspor, dan mendukung visi besar pemerintah dalam membangun industri berbasis nilai tambah di dalam negeri.
