GRESIK, headlinejatim.com– Sebuah langkah nyata dalam memutus rantai putus sekolah kembali ditunjukkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik. Lewat program unggulan bertajuk Jaketku (Kejar Paket Tuntaskan Putus Sekolah), sebanyak 1.664 warga Gresik yang sebelumnya tak menamatkan pendidikan formal, kini resmi menyandang ijazah setara SD, SMP, dan SMA.
Keberhasilan ini tak lepas dari sinergi erat antara Dinas Pendidikan Gresik dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Gresik, yang menjadi ujung tombak pendataan dan pendampingan di lapangan.
“Semua warga Gresik berhak mendapat pendidikan yang layak. Jaketku adalah bukti bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah dan PKK bisa menjangkau kelompok paling rentan sekalipun,” ujar Ketua TP PKK Gresik, Nurul Haromaini Ali, saat ditemui Selasa (10/6/2025).
Dengan melibatkan UPT Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan 11 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), program Jaketku yang telah berjalan sejak 2022 ini berhasil menjaring peserta dari 18 kecamatan. Tahun ini, 40 orang menyelesaikan Kejar Paket A, 311 orang Kejar Paket B, dan 1.313 orang Kejar Paket C.
Namun Jaketku tak hanya sebatas memberikan ijazah. Peserta didik juga dibekali pelatihan keterampilan hidup, seperti tata boga, menjahit, pengelasan, dan komputer.
“Fokus kami bukan sekadar kelulusan. Kami ingin lulusan Jaketku punya daya saing. Pendidik kami bahkan menjadi pendamping sosial, mengajar dari rumah ke rumah hingga ke dalam Lapas,” ungkap Kepala UPT SKB Cerme, Hadi Taufiqur Rahman.
Dampak dari program ini sudah mulai terasa secara statistik. Data terbaru menunjukkan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Gresik naik dari 10,01 tahun (2023) menjadi 10,03 tahun (2024). Harapan Lama Sekolah (HLS) juga ikut meningkat, dari 13,97 tahun menjadi 13,98 tahun.
Tak berhenti di sini, Pemkab Gresik dan TP PKK telah menyiapkan 1.114 peserta baru untuk tahun ajaran 2025/2026. Langkah ini menegaskan bahwa misi membangun masyarakat Gresik yang berpendidikan dan berdaya bukan sekadar slogan, tetapi komitmen jangka panjang.