headlinejatim.com —Langit malam selalu menjadi panggung bagi peristiwa-peristiwa luar biasa. Di bulan Juni 2025 ini, panggung itu akan kembali dihiasi oleh serangkaian fenomena langit yang menakjubkan. Dalam waktu sebulan penuh, langit akan mempersembahkan beragam peristiwa astronomi, mulai dari hujan meteor yang menghujam atmosfer Bumi, konjungsi planet yang langka, hingga Bulan Purnama yang menyimpan makna budaya di berbagai belahan dunia.
Bagi penggemar astronomi, pencinta langit malam, fotografer, hingga siapa saja yang ingin meresapi keindahan semesta, Juni 2025 adalah momen istimewa untuk menengadah dan terkoneksi dengan kosmos.
Berikut tujuh fenomena langit utama yang akan terjadi sepanjang bulan Juni 2025, lengkap dengan penjelasan dan waktu terbaik untuk menyaksikannya.
1. Hujan Meteor Arietids – Puncak pada 7 Juni 2025
Hujan meteor Arietids dikenal sebagai salah satu hujan meteor siang hari paling aktif. Meskipun berasal dari konstelasi Aries, meteor-meteor ini paling baik diamati sebelum fajar, saat titik pancarnya muncul di langit timur menjelang terbitnya Matahari.
Fenomena ini berlangsung dari 29 Mei hingga 7 Juni, dengan intensitas puncak terjadi pada 7 Juni. Dalam kondisi langit yang cerah dan bebas polusi cahaya, pengamat dapat menyaksikan hingga 30 hingga 60 meteor per jam.
Meteor Arietids diperkirakan berasal dari sisa-sisa komet 96P/Machholz, dan bergerak dengan kecepatan sangat tinggi, sekitar 39 kilometer per detik.
Waktu terbaik untuk mengamati adalah sekitar 30 hingga 60 menit sebelum Matahari terbit, dari lokasi yang terbuka dan menghadap ke arah timur.
2. Strawberry Moon – 11 Juni 2025
Bulan Purnama yang muncul di pertengahan Juni dikenal dengan sebutan “Strawberry Moon”. Nama ini berasal dari kebudayaan suku-suku asli Amerika Utara, khususnya Algonquin, yang mengaitkan purnama ini dengan musim panen stroberi liar.
Meskipun namanya mengesankan warna merah muda, warna Bulan tidak akan berubah signifikan. Namun, saat berada di dekat cakrawala, efek atmosfer dapat membuatnya tampak kekuningan atau kemerahan.
Strawberry Moon tahun ini akan terjadi pada 11 Juni dan terlihat jelas setelah Matahari terbenam. Dalam tradisi Eropa, purnama ini juga dikenal sebagai “Rose Moon”, sementara di Asia Timur, sering dikaitkan dengan datangnya musim panas.
Pengamatan terbaik dilakukan saat Bulan baru muncul di cakrawala timur, terutama di tempat yang minim gangguan cahaya.
3. Solstis Juni – 21 Juni 2025
Solstis Juni menandai titik balik musim di belahan Bumi utara, di mana Matahari mencapai posisi tertingginya di langit. Pada 21 Juni, penduduk di belahan utara akan mengalami hari terpanjang dan malam terpendek dalam setahun.
Fenomena ini terjadi akibat kemiringan sumbu Bumi sekitar 23,5 derajat terhadap orbitnya. Pada saat ini, Kutub Utara menghadap langsung ke Matahari, menyebabkan wilayah seperti Skandinavia, Alaska, dan Siberia mengalami “matahari tengah malam”, yaitu kondisi di mana Matahari tidak pernah benar-benar tenggelam.
Di wilayah tropis seperti Indonesia, solstis bisa diamati melalui panjangnya siang dan pendeknya malam. Salah satu cara sederhana untuk mengamati dampaknya adalah dengan memperhatikan bayangan benda pada tengah hari yang menjadi sangat pendek.
4. Konjungsi Bulan dan Saturnus – 19 Juni 2025
Konjungsi adalah peristiwa ketika dua benda langit tampak sangat dekat satu sama lain dari perspektif Bumi. Pada 19 Juni mendatang, Bulan akan berada sangat dekat dengan planet bercincin Saturnus, yang berada di konstelasi Aquarius.
Ini adalah momen menarik untuk menyaksikan keindahan Saturnus yang tampak seperti bintang kekuningan terang, berdampingan dengan Bulan sabit.
Pengamatan dapat dimulai sejak tengah malam hingga menjelang fajar. Dengan bantuan teleskop kecil, cincin Saturnus bahkan dapat terlihat secara jelas.
5. Hujan Meteor June Bootids – Puncak pada 27 Juni 2025
Berbeda dengan Arietids, hujan meteor June Bootids memiliki karakteristik unik: ia tidak bisa diprediksi. Dalam beberapa tahun, hujan meteor ini nyaris tak terlihat, tetapi pada tahun-tahun tertentu, ia dapat memunculkan ledakan meteor yang mengesankan.
June Bootids aktif dari 22 Juni hingga awal Juli, dengan puncaknya diperkirakan terjadi pada 27 Juni. Meteor ini berasal dari sisa-sisa komet 7P/Pons-Winnecke dan bergerak lebih lambat dibandingkan meteor dari hujan lainnya, sehingga cahayanya bertahan lebih lama.
Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah setelah tengah malam, dari lokasi yang gelap dan terbuka, dengan pandangan mengarah ke langit bagian utara.
6. Okultasi Bulan dan Spica – Waktu Tertentu
Okultasi adalah fenomena ketika satu benda langit menutupi benda langit lainnya dari pandangan pengamat di Bumi. Kali ini, Bulan akan menutupi bintang terang Spica, yang berada di konstelasi Virgo.
Dari beberapa wilayah di dunia, bintang ini akan tampak “menghilang” sejenak di balik Bulan, sebelum kemudian muncul kembali di sisi lainnya. Namun, di sebagian besar wilayah Indonesia, peristiwa ini kemungkinan hanya tampak sebagai konjungsi dekat, tergantung pada posisi pengamat.
Untuk mengetahui apakah okultasi ini dapat diamati dari lokasi tertentu, disarankan menggunakan aplikasi peta langit seperti Stellarium atau SkySafari.
7. Konjungsi Bulan dan Mars – 30 Juni 2025
Menutup bulan Juni, langit barat akan menghadirkan peristiwa konjungsi antara Bulan dan Mars. Setelah Matahari terbenam pada 30 Juni, Bulan sabit akan tampak berdekatan dengan planet merah yang mencolok.
Mars akan terlihat seperti bintang merah terang yang berdampingan dengan Bulan. Kombinasi ini sangat menarik untuk diamati langsung dengan mata telanjang maupun difoto dengan latar belakang senja.
Waktu terbaik untuk menyaksikan konjungsi ini adalah sesaat setelah Matahari terbenam, sebelum keduanya turun terlalu rendah di cakrawala.
Panduan Umum untuk Mengamati Langit Malam
Untuk mendapatkan pengalaman terbaik dalam menikmati fenomena langit malam, berikut beberapa tips yang dapat diterapkan:
- Pilih lokasi dengan pandangan langit yang luas dan minim polusi cahaya.
- Periksa prakiraan cuaca sebelum merencanakan pengamatan.
- Bawa perlengkapan seperti jaket, alas duduk, dan minuman hangat jika berada di area terbuka.
- Gunakan aplikasi peta langit untuk memudahkan navigasi posisi benda-benda langit.
- Biarkan mata beradaptasi dengan gelap selama 15–20 menit sebelum mulai mengamati.
Langit malam bukan hanya tempat bagi bintang-bintang, melainkan juga ruang kontemplasi, keajaiban, dan koneksi spiritual dengan alam semesta. Fenomena-fenomena astronomi yang terjadi selama Juni 2025 ini tidak hanya indah untuk dilihat, tapi juga mengingatkan kita akan posisi kita di tengah kosmos yang luas.
Tandai kalender Anda, siapkan perlengkapan, dan biarkan langit malam menjadi jendela menuju keajaiban yang tak ternilai.