GRESIK, headlinejatim.com – Upaya pencarian Ahmada Ainunhaq (9), bocah asal Desa Dukunanyar, Kecamatan Dukun, Gresik, yang dilaporkan hilang sejak Sabtu (31/5), resmi dihentikan. Selama tujuh hari pencarian, tim SAR gabungan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban yang diduga tercebur ke Sungai Bengawan Solo.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik, F.X. Driatmiko Herlambang menjelaskan, penghentian pencarian dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Basarnas yang menetapkan batas waktu pencarian selama tujuh hari.
“Kalau sesuai SOP dari Basarnas, pencarian dilakukan selama tujuh hari. Karena tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban, maka pencarian kami hentikan,” ujar Miko, Senin (9/6).
Selama proses pencarian, tim SAR yang terdiri dari BPBD Gresik, relawan SAR Ujungpangkah, RAPI, Basarnas, BPBD Jawa Timur, serta warga setempat telah menyisir aliran Sungai Bengawan Solo hingga ke muara. Namun, pencarian terkendala oleh banyaknya sampah dan tanaman eceng gondok yang menutupi permukaan sungai.
“Petugas sudah berupaya mengurai sampah dan tanaman air tersebut. Tapi sampai hari ketujuh, belum ada tanda-tanda keberadaan korban,” tambahnya.
Dugaan korban tercebur ke sungai muncul setelah ditemukan rekaman CCTV yang memperlihatkan Ainun berjalan ke arah tanggul sungai pada pagi hari saat ia terakhir terlihat. Ainun sendiri diketahui merupakan anak berkebutuhan khusus.
Meski operasi pencarian resmi dihentikan, Miko menegaskan bahwa pihaknya siap melanjutkan pencarian jika ada temuan baru di lapangan. Ia juga mengimbau masyarakat untuk segera melapor jika melihat tanda-tanda keberadaan korban.
“Kami siap membantu lagi jika ada indikasi baru. Mohon kerja sama masyarakat agar segera melapor jika ada yang mengetahui sesuatu,” pungkasnya.
Kabar hilangnya Ainun sejak pagi hari, seusai sarapan, menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan warga sekitar. Harapan akan keajaiban masih menggantung, menanti kejelasan nasib sang bocah yang hingga kini belum kembali.