Tahura Raden Soerjo Raih Nilai Pengelolaan Tertinggi se-Indonesia, Khofifah Siap Terapkan Standar Internasional

MINA, headlinejatim.com— Kabar membanggakan datang dari Jawa Timur. Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo resmi meraih nilai tertinggi efektivitas pengelolaan konservasi se-Indonesia untuk kategori Tahura tahun 2024. Pencapaian ini menjadikan kawasan konservasi milik Pemprov Jatim tersebut sebagai model nasional dalam tata kelola hutan berkelanjutan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan rasa syukur atas capaian tersebut. Ia menyebut bahwa keberhasilan ini adalah hasil nyata dari kerja kolektif lintas sektor. Mulai dari pemerintah, akademisi, hingga relawan.

Read More

“Tahura Raden Soerjo ini adalah satu-satunya kawasan pelestarian alam yang dikelola langsung oleh Pemprov Jatim. Kami bangga karena kawasan ini berhasil mencatat nilai pengelolaan tertinggi secara nasional,” ujar Khofifah, Minggu (8/6).

Ungguli Tahura Nasional Lainnya

Tahura R. Soerjo mencatat skor efektivitas sebesar 86 persen berdasarkan penilaian METT (Management Effectiveness Tracking Tool), melampaui Tahura Sultan Adam di Kalimantan Selatan dan Tahura Gunung Tumpa di Sulawesi Utara. Penilaian ini merupakan standar internasional yang dikembangkan WWF dan Bank Dunia, serta telah diadaptasi oleh Pemerintah Indonesia.

METT menilai sejumlah aspek pengelolaan kawasan konservasi, mulai dari perencanaan, perlindungan nilai-nilai konservasi, hingga partisipasi masyarakat.

Penilaian Tahura R. Soerjo tahun 2024 dilakukan oleh tim gabungan dari unsur pemerintah pusat dan daerah, seperti BBKSDA Jawa Timur, Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, serta Perhutani. Turut serta pula akademisi dari Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Institut Pertanian Malang.

Penilaian ini kemudian diverifikasi dan disahkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem.

Komitmen Internasional dan Cagar Biosfer UNESCO

Dengan luas mencapai 27.868 hektare, Tahura R. Soerjo tak hanya menjadi paru-paru hijau Jawa Timur, tetapi juga bagian dari Cagar Biosfer Bromo Tengger Semeru Arjuno (BTSA) yang telah diakui UNESCO.

“Pemprov Jatim melalui Dinas Kehutanan berkomitmen menerapkan tata kelola berbasis standar internasional. Bukan hanya soal konservasi alam, tapi juga pelestarian budaya dan kearifan lokal,” tegas Khofifah.

Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memanfaatkan momentum ini sebagai titik balik dalam memperkuat kesadaran kolektif terhadap pelestarian hutan dan lingkungan hidup.

“Kita tidak hanya menjaga pohon dan satwa, tapi juga menjaga nilai-nilai budaya, spiritualitas, dan keberlanjutan hidup masyarakat sekitar,” tutup Khofifah.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *