Gresik, headlinejatim.com— Inovasi pertanian modern berpadu dengan semangat pemberdayaan perempuan. Itulah wajah baru Desa Gosari di Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik. Di tengah kawasan Wisata Alam Gosari (Wagos), sebuah kebun gizi hidroponik berbasis listrik berhasil mencetak prestasi luar biasa, panen perdana melon premium tembus omzet hingga Rp100 juta.
Kebun gizi tersebut lahir dari sinergi antara PLN Peduli dan Srikandi Movement melalui program bertajuk Women Support Women, yang menggandeng Kelompok Wanita Tani (KWT) Muliasari. Di bawah pendampingan intensif tim Srikandi PLN UP3 Gresik sejak September 2024, program ini tak hanya mengajarkan keterampilan baru di bidang pertanian, tapi juga membuka jalan bagi kemandirian ekonomi perempuan desa.
Panen Laris, Cuan Fantastis
Ketua KWT Muliasari, Muhimmatus Sholihah, membagikan cerita sukses kelompoknya yang kini membudidayakan melon varietas Inthanon, salah satu jenis melon premium dengan tekstur renyah dan rasa manis khas.
“Alhamdulillah, panen perdana bulan November lalu menghasilkan 255 buah melon. Dengan harga jual Rp85 ribu per buah, semuanya habis diserbu pengunjung. Kami bisa panen 4–5 kali setahun, dan omzet kami sudah tembus Rp100 juta,” ungkapnya penuh semangat.
Program ini tak hanya berdampak secara ekonomi. Kepala Desa Gosari, Fatchul Ulum, menyebut kehadiran kebun gizi tersebut telah mengubah citra lingkungan desa menjadi lebih hijau dan edukatif.
“Ini bukan sekadar pertanian. Ini adalah transformasi sosial. Perempuan di desa kami kini punya ruang belajar, berkarya, dan menjadi agen perubahan. Mereka belajar pertanian berkelanjutan, teknologi hidroponik, dan manajemen kelompok,” jelasnya.
PLN: Wagos Jadi Role Model Pemberdayaan Perempuan
PLN tak sekadar hadir, tapi aktif memastikan keberlanjutan lewat pendampingan rutin dan pelatihan teknis. General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur, Ahmad Mustaqir, menegaskan bahwa ini adalah bentuk nyata kontribusi PLN dalam penguatan ekonomi lokal berbasis komunitas perempuan.
“Wagos kini bukan hanya destinasi wisata, tapi juga role model pemberdayaan perempuan. Harapannya, keberhasilan ini bisa direplikasi di banyak desa lain di Jawa Timur,” ujar Mustaqir.
Melalui greenhouse elektrik yang ramah lingkungan dan produktif, program ini menunjukkan bagaimana inovasi dan empati bisa melahirkan perubahan nyata dari desa, oleh perempuan, untuk masa depan yang lebih hijau dan sejahtera.