Surabaya Gencarkan Perlawanan terhadap Rokok: HTTS 2025 Jadi Seruan Aksi Lindungi Generasi Muda

SURABAYA, headlinejatim.com – Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2025 di Surabaya menjadi panggung konsolidasi gerakan melawan bahaya rokok. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggandeng Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) dalam aksi kolaboratif yang digelar di Taman Bungkul, Minggu (1/6/2025), dengan mengusung tema: “Surabaya Bersinergi Wujudkan Generasi Muda Hebat Tanpa Rokok”. Momentum ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah bentuk nyata komitmen lintas sektor untuk melindungi anak-anak dan remaja dari jerat adiksi nikotin yang kian mengkhawatirkan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menegaskan bahwa perlindungan terhadap generasi muda dari paparan asap rokok adalah agenda prioritas Pemkot.

Read More

“Surabaya sudah memiliki Perda Kawasan Tanpa Rokok sejak 2008 dan diperkuat lewat Perwali pada 2019. Delapan kawasan seperti sekolah, tempat ibadah, dan transportasi umum telah dinyatakan bebas rokok,” jelas Nanik.

Ia menambahkan, langkah konkret terus digalakkan. Di antaranya adalah skrining kesehatan di sekolah, pembentukan 50% RW Bebas Asap Rokok, serta layanan berhenti merokok di seluruh 63 puskesmas.

“Kami mengajak warga untuk datang ke puskesmas jika ingin berhenti merokok. Layanan ini gratis, dan menjadi salah satu ikhtiar besar untuk menjaga masa depan anak-anak kita,” ujarnya.

Dekan FKM Unair, Prof. Santi Martini, menyampaikan pesan kuat: bahaya rokok sudah bukan hal yang perlu diperdebatkan—yang dibutuhkan sekarang adalah aksi.

“Paparan asap rokok memicu penyakit mematikan seperti stroke, kanker, dan tuberkulosis. Karena itu, mari kita GASKAN—Gerakan Atasi Adiksi Nikotin—sebagai bentuk keberpihakan pada generasi sehat,” seru Santi.

Ia juga memuji konsistensi Pemkot Surabaya yang telah diakui secara nasional maupun internasional sebagai kota layak anak dan kota sehat.

“Surabaya sudah meraih predikat Kota Layak Anak Utama enam kali berturut-turut, bahkan mendapat penghargaan Child Friendly Cities Initiative dari UNICEF pada 2024. Ini capaian luar biasa,” ungkapnya.

Tak hanya di Surabaya, peringatan HTTS tahun ini juga digaungkan serentak di 10 daerah lain di Jawa Timur, seperti Sumenep, Ponorogo, Kediri, Jember, Malang, Bangkalan, Madiun, Pasuruan, Tuban, dan Situbondo.

Ketua Panitia HTTS 2025, dr. Arief Hargono dari FKM Unair, menyebut lebih dari 500 peserta hadir di Taman Bungkul, termasuk ratusan mahasiswa lintas universitas.

“Ini pertanda bahwa kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, terhadap bahaya tembakau terus tumbuh. Kita harus terus dorong agar anak-anak dan ibu hamil dilindungi dari paparan nikotin,” katanya.

Acara HTTS di Surabaya tak hanya berisi orasi dan kampanye, tapi juga dikemas dengan cara menarik. Mulai dari cek kesehatan gratis, konseling berhenti merokok, hingga pertunjukan seni bertema kesehatan yang mengajak masyarakat berpikir sekaligus merasa.

Pesan utama dari seluruh rangkaian acara ini jelas: melindungi generasi emas Indonesia 2045 dimulai dari menjauhkan mereka dari adiksi nikotin hari ini.

Peringatan HTTS 2025 menjadi pengingat bahwa perjuangan menjadikan Indonesia bebas asap rokok bukan pekerjaan satu hari, melainkan gerakan panjang yang dimulai dari langkah kecil: menjadikan rumah, sekolah, dan ruang publik sebagai zona aman bagi anak-anak.

“Ini bukan hanya soal kesehatan. Ini soal masa depan,” tegas dr. Arief menutup pernyataannya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *