Gagal Berangkat karena Visa, 20 Jemaah Haji Cadangan Surabaya Harus Menunda Mimpi ke Tanah Suci

SURABAYA, headlinejatim.com — Sebanyak 20 jemaah haji cadangan dari Embarkasi Surabaya harus menelan kekecewaan mendalam. Harapan mereka untuk menunaikan ibadah haji tahun ini kandas akibat tertundanya proses penerbitan visa.

Penyebab utama kegagalan keberangkatan ini adalah penutupan sistem visa oleh Pemerintah Arab Saudi pada 26 Mei 2025, tepat saat sebagian jemaah cadangan tengah bersiap menggantikan peserta reguler yang batal berangkat karena alasan kesehatan atau wafat.

Read More

“Kami sudah siap lahir batin, bahkan sudah berpamitan dengan keluarga. Tapi tiba-tiba kami dinyatakan tidak bisa berangkat karena visanya tidak keluar,” ungkap salah satu jemaah cadangan yang enggan disebutkan namanya.

Fenomena serupa juga dialami oleh sejumlah jemaah haji lainnya, termasuk jemaah reguler dan peserta haji khusus seperti haji furoda, yang turut terdampak akibat keterlambatan atau gagal terbitnya visa.

Kondisi ini memicu keprihatinan dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya. Sugiyo, Plh. Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, menyampaikan bahwa pihaknya telah berusaha maksimal mendampingi para jemaah cadangan, namun kendala visa sepenuhnya di luar kewenangan nasional.

“Situasi ini sangat kami sesalkan. Kami turut prihatin atas kekecewaan para jemaah cadangan. Proses pengurusan visa memang sepenuhnya menjadi otoritas pemerintah Arab Saudi,” ujar Sugiyo.

Meski begitu, Embarkasi Surabaya mencatat keberhasilan memberangkatkan 97 kloter jemaah reguler, dengan total 36.845 jemaah yang telah terbang ke Tanah Suci hingga Jumat malam (30/5).

Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi perbaikan tata kelola haji di masa mendatang. Perlu adanya koordinasi lebih intensif antara otoritas Indonesia dan Arab Saudi untuk memastikan jemaah cadangan mendapatkan kejelasan dan kepastian sejak awal.

“Ke depan, sistem penjadwalan dan pengurusan visa harus benar-benar disiapkan dengan memperhitungkan kemungkinan pengganti. Jangan sampai mereka yang sudah siap berangkat justru terhenti di ujung karena masalah administratif,” tegas Sugiyo.

Bagi para jemaah cadangan yang gagal berangkat, mimpi suci ke Tanah Suci mungkin tertunda setahun lagi. Namun harapan dan semangat mereka untuk beribadah tak ikut padam. Banyak di antara mereka tetap menjalani rutinitas ibadah sambil menanti kesempatan berikutnya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *