Surabaya, headlinejatim.com— Momen haru dan penuh harapan mewarnai kedatangan kelompok terbang (kloter) 92 jemaah haji asal Kota Surabaya di Asrama Haji Sukolilo, Rabu (28/5). Rombongan yang seluruhnya berasal dari Kota Pahlawan ini disambut langsung oleh Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Ikhsan, bersama Kepala Kementerian Agama Kota Surabaya, Muh. Muslim, serta jajaran lainnya.
Sebanyak 376 jemaah tampak antusias saat tiba di Hall Musdalifah, tempat penyambutan jemaah sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci. Di hadapan para calon tamu Allah itu, Sekda Ikhsan menyampaikan pesan penuh makna, titip doa untuk Surabaya.
“Ketika berada di tempat-tempat mustajabah, mohon doakan agar Kota Surabaya dijauhkan dari bencana, banjir, dan penyakit. Semoga kita bisa bersama-sama mengentaskan kemiskinan,” ucap Ikhsan, yang disambut haru oleh para jemaah.
Selain menyampaikan harapan, Ikhsan juga mendoakan agar seluruh jemaah diberi kelancaran dalam menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji dan kembali ke tanah air dengan selamat dan membawa predikat haji mabrur.
“Alhamdulillah, saya lihat wajah-wajah Bapak Ibu penuh semangat. Ini adalah penantian panjang, bahkan ada yang menunggu lebih dari 12 tahun. Semoga ini menjadi perjalanan spiritual yang berkesan dan diberkahi,” tambahnya.
Kloter 92 dijadwalkan terbang dari Bandara Internasional Juanda menuju Bandara King Abdul Aziz, Jeddah pada Kamis (29/5) pukul 11.55 WIB menggunakan pesawat Saudi Airlines SV 5167.
Hari ini, Asrama Haji Surabaya juga menerima kedatangan tiga kloter lainnya, yakni kloter 90, 91, dan 93.
Pada musim haji tahun ini, Kota Surabaya menjadi penyumbang jemaah haji terbanyak di Embarkasi Surabaya, dengan total 2.714 jemaah dari total 36.845 jemaah se-embarkasi. Karena jumlahnya yang besar, banyak jemaah Surabaya yang bergabung dengan kloter daerah lain, menjadikan Surabaya sebagai daerah penyangga yang krusial dalam manajemen kloter.
Pihak Kementerian Agama Kota Surabaya pun terus menjalin komunikasi intensif dengan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, mengantisipasi kemungkinan pengisian kursi kosong secara mendadak.
Momen ini menjadi bukti bahwa haji bukan hanya perjalanan ibadah, tapi juga ruang untuk memperkuat ikatan spiritual, sosial, dan kebangsaan.