1.184 Atlet Wanita Bertanding di 7 Cabor, Porwakot 2025 Jadi Panggung Talenta Perempuan Surabaya

Surabaya, headlinejatim.com— Sebanyak 1.184 atlet wanita dari 31 kecamatan di Kota Surabaya turun gelanggang dalam Pekan Olahraga Wanita Kota (Porwakot) 2025, yang resmi dibuka Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Jumat (23/5/2025). Dengan mempertandingkan 7 cabang olahraga (cabor) sekaligus, ajang ini bukan sekadar seremoni tahunan, tapi menjadi arena strategis pencarian bibit unggul atlet wanita Kota Pahlawan.

Dari atletik, voli, baseball, woodball, hingga senam, petanque, dan wushu — Porwakot tahun ini tampil lebih inklusif dan masif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, tak hanya diikuti remaja dan pelajar, kompetisi ini juga diwarnai partisipasi para ibu rumah tangga hingga lansia yang tetap semangat menunjukkan kebugaran dan ketangkasan.

Read More

Ketua Perwosi Surabaya, Rini Indriyani, menegaskan bahwa tahun ini penyelenggaraan Porwakot tampil beda, tidak lagi eksklusif bagi usia produktif.

“Tidak ada batasan usia. Peserta tertua bahkan berusia 73 tahun, tapi tetap aktif dan kompetitif. Inilah semangat olahraga yang ingin kita bangun: inklusif, sehat, dan membangun solidaritas perempuan,” ujar Rini.

Porwakot 2025 digelar sebagai rangkaian peringatan HUT ke-58 Perwosi Surabaya dan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732. Acara pembukaan digelar meriah di Convention Hall Arief Rahman Hakim dan dihadiri berbagai pejabat, termasuk Ketua KONI Surabaya, Kadisbudporapar, serta Kadispendik.

Wali Kota Eri: Porwakot Adalah Investasi Masa Depan Atlet Wanita

Wali Kota Eri menyebut Porwakot sebagai “investasi jangka panjang” untuk pembangunan karakter dan kualitas atlet wanita Surabaya. Tak hanya sebagai ajang kompetisi, Porwakot menjadi langkah awal menuju kancah yang lebih tinggi, termasuk Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur.

“Kita ingin para pemenang di Porwakot ini disiapkan dengan pendampingan serius untuk berlaga di Porprov. Atlet perempuan harus diberi ruang yang sama untuk berkembang dan berprestasi,” tegasnya.

Menurut Eri, olahraga wanita adalah pilar penting pembangunan manusia di Surabaya. Ia bahkan menyebut Perwosi sebagai “penggerak perubahan” yang tak hanya fokus pada olahraga, tapi juga kesehatan, keluarga, dan ketahanan sosial.

“Kalau seorang ibu gemar olahraga, maka satu keluarga ikut sehat. Keluarga yang sehat akan jadi pondasi masyarakat yang kuat. Itulah kenapa dukungan pemkot untuk Perwosi tidak akan setengah-setengah,” ungkapnya.

Saat ini, cabang olahraganyapun makin beragam, jangkauan peserta makin luas. Dengan rincian jumlah peserta per cabang olahraga:

  •  Atletik: 154 peserta (Lapangan Thor Gelora Pancasila)
  •  Bola Voli: 355 peserta (Lapangan Thor)
  • Baseball: 245 peserta (Lapangan Hockey Dharmawangsa)
  • Woodball: 78 peserta (Lapangan Kebonsari Jambangan)
  • Petanque: 80 peserta (Jambore Playland)
  •  Senam Kreasi: 203 peserta (Convention Hall)
  •  Wushu: 69 peserta (Gelanggang Remaja Tambaksari)

Rini berharap Porwakot bukan hanya mencetak juara, tapi juga menjadi panggung regenerasi dan promosi gaya hidup aktif di kalangan perempuan.

“Ini bukan hanya soal kompetisi, tapi juga proses mendidik, melatih, dan menginspirasi perempuan Surabaya untuk aktif, sehat, dan berprestasi,” pungkasnya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *