Tangerang, headlinejatim.com— PT PLN (Persero) menunjukkan langkah konkret dalam memperkuat ketahanan energi nasional dengan menandatangani lima kerja sama strategis pemanfaatan gas domestik dalam ajang The 49th Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025 di ICE BSD, Tangerang.
Penandatanganan yang disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ini menandai keseriusan pemerintah dan BUMN energi dalam memanfaatkan potensi gas dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor energi.

“Setiap tahun, kita keluarkan hampir 40 miliar dolar untuk impor energi. Padahal, sumber daya kita besar. Dana itu seharusnya bisa dialihkan untuk sektor-sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan,” tegas Presiden Prabowo saat membuka IPA Convex 2025, Rabu (22/5).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan pentingnya substitusi impor. Dengan lifting minyak nasional hanya mencapai 580 ribu barel per hari sementara konsumsi mencapai 1,6 juta barel, Indonesia masih harus mengimpor dalam jumlah besar.
“Impor minyak dan gas menguras devisa hingga US$ 35–40 miliar setiap tahunnya,” ujar Bahlil.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan kerja sama ini adalah bagian dari strategi besar menuju swasembada energi nasional.
“PLN berkomitmen mengurangi ketergantungan pada energi impor. Dengan memanfaatkan gas domestik untuk pembangkit, kami ingin membangun sistem energi nasional yang tangguh, efisien, dan berkelanjutan,” jelas Darmawan.
Menurutnya, transisi energi bukan sekadar mengganti sumber bahan bakar, melainkan membangun ekosistem energi yang kuat melalui kolaborasi lintas sektor.
Detail 5 Kerja Sama Strategis
Pada acara tersebut, PLN menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan Konsorsium Masela PSC yang terdiri dari INPEX Masela Ltd., PT Pertamina Hulu Energi Masela, dan Petronas Masela Sdn. Bhd. untuk rencana pemanfaatan LNG dari proyek Abadi LNG.
Empat perjanjian lainnya ditandatangani oleh subholding PLN Energi Primer Indonesia (EPI), meliputi:
Pasokan gas sebesar 12 MMSCFD dari PT Pertamina EP untuk PLTGU Muara Tawar.
Amandemen perjanjian dengan Pertamina EP untuk pasokan 5 MMSCFD ke PLTGU Tanjung Batu.
Kerja sama dengan Pertamina East Kalimantan untuk suplai 36 BBTUD ke pembangkit di Tanjung Batu dan Bontang.
Pasokan gas 0,4 BBTUD dari PT Imbang Tata Alam untuk kebutuhan pembangkit di Riau.
Langkah ini mempertegas peran PLN sebagai penggerak utama transisi energi di Indonesia dengan mengedepankan energi bersih berbasis sumber daya dalam negeri.