Menyelamatkan Makhluk Purba: Kisah Susan Tellem dan Marshall Thompson serta Fakta Penyu di Indonesia 2025

headlinejatim.com —Pada tahun 2000, dua sosok penuh kepedulian, Susan Tellem dan Marshall Thompson, menjadi titik awal sebuah gerakan besar untuk melindungi makhluk purba yang kerap terlupakan: kura-kura dan penyu. Dari pengalaman langsung mereka menyaksikan betapa rentannya makhluk ini terhadap ancaman manusia, lahirlah sebuah peringatan yang kini dikenal dunia sebagai Hari Kura-Kura dan Penyu Sedunia (World Turtle Day) yang jatuh setiap 23 Mei.

Kisah Inspiratif Susan Tellem dan Marshall Thompson

Susan Tellem, pendiri American Tortoise Rescue, bersama aktivis dan fotografer Marshall Thompson, pernah menyaksikan kura-kura dan penyu terjebak dalam sampah plastik dan jaring nelayan usang saat mengunjungi pantai di California. Melihat penderitaan makhluk yang telah hidup selama lebih dari 200 juta tahun tersebut menggerakkan hati mereka untuk bertindak.

Read More

Mereka mendirikan American Tortoise Rescue, sebuah organisasi nirlaba yang fokus menyelamatkan dan melindungi kura-kura serta penyu dari ancaman kepunahan. Dari organisasi ini lahir inisiatif Hari Kura-Kura dan Penyu Sedunia sebagai momentum mengedukasi dan meningkatkan kesadaran global akan pentingnya perlindungan makhluk purba ini dan habitatnya.

Peran American Tortoise Rescue

American Tortoise Rescue tidak hanya berperan sebagai penyelamat langsung ribuan kura-kura dan penyu yang terancam, tapi juga sebagai penggerak kampanye edukasi dunia. Organisasi ini telah membantu menyelamatkan lebih dari 10.000 kura-kura dan penyu serta memobilisasi jutaan orang untuk turut menjaga kelestarian lingkungan.

Gerakan ini menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia, yang merupakan habitat penting bagi penyu dan kura-kura.

Data dan Fakta Kondisi Penyu dan Kura-Kura di Dunia dan Indonesia

Menurut data terbaru dari IUCN (2025), lebih dari 50% spesies kura-kura dan penyu berada dalam status terancam punah, akibat perburuan ilegal, hilangnya habitat, serta pencemaran laut.

Indonesia, sebagai rumah bagi 6 dari 7 spesies penyu dunia, mencatat penurunan populasi penyu sekitar 30% dalam 20 tahun terakhir. Setiap tahun, hanya sekitar 60.000 tukik penyu yang berhasil dilepas ke laut dari berbagai lokasi konservasi utama di tanah air.

Di sisi lain, Indonesia juga menghadapi tantangan besar sebagai salah satu kontributor sampah plastik laut terbesar dunia. Sebanyak 3,2 juta ton sampah plastik mengalir ke perairan Indonesia setiap tahun, menyebabkan kematian ribuan penyu yang salah mengira plastik sebagai makanan.

Menyelamatkan Makhluk Purba, Menjaga Warisan Alam

Hari Kura-Kura dan Penyu Sedunia mengingatkan kita bahwa melindungi makhluk purba ini bukan sekadar menyelamatkan hewan, melainkan menjaga ekosistem dan warisan alam yang telah berusia ratusan juta tahun.

Seperti Susan Tellem dan Marshall Thompson yang memulai perubahan dari kepedulian kecil, kita semua bisa berkontribusi lewat tindakan nyata: mengurangi sampah plastik, mendukung program konservasi, dan menyebarkan edukasi.

Mari jadikan Hari Kura-Kura dan Penyu Sedunia bukan hanya peringatan, tapi panggilan untuk bertindak demi bumi yang lebih lestari dan kehidupan makhluk purba yang terus berjuang bertahan.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *