headlinejatim.com —Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) mengklaim “Job Fair & Edu Fair 2025” sebagai upaya nyata menekan pengangguran dan kemiskinan. Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Disperinaker, Tranggono Wahyu Wibowo, menegaskan bahwa acara ini bukan seremoni tahunan belaka, melainkan langkah konkret agar warga Surabaya mendapatkan pekerjaan layak.
“Kami tidak berhenti pada pameran lowongan. Proses seleksi kami lanjutkan secara sistematis hingga penempatan kerja. Semua pelamar yang lolos kualifikasi akan kami kawal sampai mereka benar-benar diterima kerja,” tegas Tranggono, Selasa (20/5/2025).
Ia juga menyatakan bahwa 732 lowongan yang dibuka oleh 54 perusahaan, termasuk peluang luar negeri, merupakan bentuk keterbukaan akses kerja bagi semua lapisan masyarakat. “Kami pastikan seluruh perusahaan yang terlibat siap merekrut, bukan hanya pasang booth,” ujarnya.
Tranggono juga menjawab keraguan publik soal efektivitas job fair dalam mengatasi pengangguran struktural. “Kami tak bisa bekerja sendiri. Tapi kami dorong industri untuk membuka ruang dan kami siapkan SDM-nya. Melalui pelatihan dan workshop, pencari kerja kami bekali softskill agar siap bersaing, tidak hanya datang bawa CV,” katanya.
Menanggapi tantangan inklusi digital dalam sistem pendaftaran paperless, ia menekankan bahwa platform ASSIK sudah disiapkan sejak awal dengan antarmuka sederhana agar mudah digunakan semua kalangan. “Kalau ada warga yang kesulitan, kami siapkan pendamping di lokasi. Jangan sampai karena gap digital, orang gagal mengakses pekerjaan,” kata Tranggono.
Terkait transparansi hasil, ia menegaskan bahwa Disperinaker akan membuka data penempatan pasca job fair. “Kami evaluasi hasilnya setiap tahun, dan tahun ini akan kami sampaikan berapa persen peserta yang benar-benar diterima kerja,” ucapnya.
Namun, tantangan tetap terbuka. Apakah ribuan pencari kerja yang hadir benar-benar akan mendapat pekerjaan atau justru pulang hanya dengan brosur dan harapan kosong, masih harus dibuktikan. Disperinaker menjanjikan hasilnya tidak berhenti di meja pameran. “Kami tak ingin acara ini jadi rutinitas tanpa dampak. Ini bukan sekadar memenuhi target tahunan. Ini bagian dari tanggung jawab kami mengentaskan kemiskinan,” tutup Tranggono.