Surabaya, headlinejatim.com– Wali Kota Surabaya sekaligus Ketua Dewan Pengurus APEKSI, Eri Cahyadi, menginisiasi gagasan kolaborasi digital antar kota di Indonesia dalam forum Komunikasi dan Digitalisasi (Komdigi) yang menjadi bagian dari rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) APEKSI ke-VII tahun 2025. Forum yang berlangsung di Grand City Surabaya ini mempertemukan para Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dari 98 kota anggota APEKSI untuk memperkuat sinergi dalam akselerasi digitalisasi pemerintahan kota.
Mengusung tema transformasi digital untuk kemajuan kota, Forum Komdigi menjadi ruang strategis untuk bertukar ide, membahas kebijakan teknologi, dan menciptakan solusi digital yang terintegrasi antar wilayah. Dalam sambutannya, Wali Kota Eri Cahyadi menekankan bahwa digitalisasi bukan sekadar modernisasi, tetapi transformasi menyeluruh untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih cepat, transparan, efisien, dan responsif.
“Melalui penguatan sistem digital seperti e-government, smart city, hingga pengelolaan big data, kita ingin menghadirkan Surabaya sebagai kota yang cerdas secara teknologi dan sosial. Namun, lebih dari itu, kita ingin semua kota di Indonesia bergerak bersama,” ujar Eri.
Eri mengusulkan pentingnya membangun aplikasi digital bersama antar kota anggota APEKSI. Menurutnya, jika setiap kota membuat aplikasi sendiri, biaya akan membengkak dan tidak efisien. Sebaliknya, jika aplikasi dikembangkan secara kolektif dan dapat digunakan bersama, maka anggaran daerah bisa dialihkan ke program prioritas lain, seperti penanggulangan kemiskinan dan pengurangan stunting.
“Misalnya aplikasi Surabaya WargaKu, kota lain punya versi berbeda. Kalau kita gabungkan jadi satu sistem nasional, semua kota bisa pakai, biayanya lebih hemat, hasilnya jauh lebih bermanfaat,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa gagasan ini akan dirumuskan dalam bentuk rekomendasi resmi Forum Komdigi dan disampaikan kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) sebagai masukan kebijakan pusat. Harapannya, pemerintah pusat bisa mendukung penyatuan sistem digital pemerintahan di tingkat kota.
Selain efisiensi anggaran, Eri juga menekankan pentingnya pemerataan digitalisasi. Ia menyebut bahwa semangat APEKSI sebagai “keluarga besar” harus mewujud dalam bentuk solidaritas antar kota, di mana kota-kota yang sudah maju digital mendampingi kota yang masih tertinggal.
“Keluarga itu bukan hanya hadir saat bahagia, tapi juga ketika ada anggota yang tertinggal. Ketimpangan digital harus diangkat bersama agar kita maju serempak,” ujarnya penuh semangat.
Staf Ahli Komdigi Bidang Sosial Ekonomi, R. Wijaya Kusumawardhana, turut mengapresiasi gagasan tersebut. Ia menyebut kepala dinas Kominfo kini memegang peran strategis sebagai motor transformasi digital kota. Ia juga menegaskan bahwa digitalisasi tidak hanya soal infrastruktur, tetapi tentang akses, kesetaraan, dan kesejahteraan.
“Gagasan aplikasi bersama ini bisa menjadi rujukan nasional. Ini bukan hanya solusi efisien, tapi juga membuka peluang pemerataan ekonomi digital,” ungkap Wijaya.
Forum Komdigi di Munas APEKSI 2025 ini diharapkan menghasilkan rumusan konkret kebijakan digital kota yang mampu diterapkan secara kolektif di seluruh anggota APEKSI. Dengan arah baru menuju kolaborasi digital lintas daerah, transformasi layanan publik berbasis teknologi kini tidak lagi menjadi wacana masing-masing daerah, melainkan gerakan nasional bersama.