Jakarta, headlinejatim.com– Memperingati Hari Kartini, PLN Nusantara Power (PLN NP) tak sekadar merayakan simbol emansipasi, tapi menegaskan aksi konkret dalam memperkuat peran perempuan sebagai penggerak ekonomi keluarga dan komunitas. Melalui program Rumah Jahit yang dijalankan Unit Pembangkitan (UP) Muara Karang, PLN NP mendorong transformasi sosial yang berkelanjutan: dari ibu rumah tangga tak terampil menjadi pelaku usaha mandiri.
Rumah Jahit merupakan bagian dari inisiatif DAYATARA (Perempuan Berdaya dan Setara)—program tanggung jawab sosial perusahaan yang berbasis pada pemetaan kebutuhan nyata masyarakat. Di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, PLN NP menemukan potensi besar namun terpendam: perempuan usia produktif tanpa akses pelatihan keterampilan. Di sinilah Rumah Jahit hadir, bukan hanya sebagai pelatihan menjahit, tetapi sebagai ekosistem pembelajaran, produksi, dan pemberdayaan ekonomi perempuan akar rumput.

“Ini bukan sekadar pelatihan. Ini intervensi nyata terhadap ketimpangan akses ekonomi bagi perempuan,” ujar Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah. “Melalui Rumah Jahit, kami mendorong kemandirian ekonomi, kesetaraan peran, dan peningkatan taraf hidup dalam skala komunitas.”
Sejak 2021, Rumah Jahit telah melatih 45 perempuan dari tiga angkatan. Dari jumlah itu, lebih dari separuh alumni kini menjalankan usaha jahit mandiri dengan omzet hingga Rp5 juta per pesanan. Mereka memproduksi barang kreatif seperti masker kain, ecobag, dan popok kain pakai ulang—produk yang relevan dengan tren gaya hidup ramah lingkungan. Menariknya, beberapa alumni kini menjadi pelatih angkatan baru, membentuk mata rantai pemberdayaan yang berkelanjutan.
Ketua Srikandi PLN NP, Sri Heny Purwanti, menekankan bahwa program ini bukan karitatif, tapi strategis. “Lebih dari 64% UMKM di Indonesia digerakkan perempuan. Ketika perempuan diberi akses, mereka bukan hanya bertumbuh, tapi menghidupi lingkungannya. Inilah visi Kartini yang kami bawa: perempuan sebagai lokomotif ekonomi lokal,” ujarnya.
Kolaborasi juga menjadi kunci keberhasilan program. PLN NP menggandeng Yayasan Pewaris Negeri sebagai mitra pelaksana dan koperasi Rumah Jahit—yang dibentuk dari para alumni—untuk pengadaan bahan dan alat produksi. Selain meningkatkan efisiensi program, kolaborasi ini juga memperluas jejaring distribusi hasil karya peserta.
Tak hanya berdampak secara ekonomi, Rumah Jahit juga mendongkrak indikator sosial. Studi dari IPB mencatat tingkat kepuasan masyarakat atas program ini mencapai 93,7%. Pada 2023, program ini diganjar Silver Medal dalam ajang Indonesia Sustainable Development Award (ISDA), sebagai pengakuan atas kontribusinya terhadap SDGs, khususnya poin 5.5 soal kesetaraan peran perempuan dalam pembangunan ekonomi.
“Sekarang saya tidak hanya punya penghasilan sendiri, tapi juga punya rasa percaya diri,” tutur Entin, alumni angkatan pertama yang kini menjalankan usaha jahit rumahan. “Saya bahkan bisa bantu tetangga yang ingin belajar.”
Melampaui seremoni tahunan, PLN Nusantara Power membuktikan bahwa semangat Kartini bisa diwujudkan dalam bentuk nyata: membuka akses, menumbuhkan kapasitas, dan mendorong perempuan menjadi agen perubahan sosial dan ekonomi di komunitasnya.