Headlinejatim.com– Saturnus sering kali dijuluki sebagai “Permata Tata Surya” karena kemegahan cincinnya. Namun, di balik visualnya yang spektakuler, planet gas raksasa ini menyimpan lingkungan ekstrem yang mematikan sekaligus menyimpan misteri tentang masa depannya yang terancam “gundul”.
Meskipun menawan, Saturnus adalah wilayah yang sangat mematikan bagi kehidupan manusia. Planet ini tidak memiliki permukaan padat dan diselimuti oleh atmosfer yang sangat beracun dengan tekanan yang luar biasa tinggi.
Selain itu, Saturnus dikenal dengan Badai megasiklon yang bisa berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Badai ini dipicu oleh perbedaan suhu ekstrem antara atmosfer atas dan interior planet yang panas. Kecepatan angin di Saturnus bahkan bisa mencapai 1.800 kilometer per jam, jauh melampaui badai terkuat di Bumi.
Pemahaman kita tentang planet ini meningkat drastis berkat misi Cassini-Huygens milik NASA yang beroperasi sejak 2004 hingga 2017. Dr. Linda Spilker, ilmuwan proyek Cassini, menyebut Saturnus sebagai objek yang sangat kompleks.
”Saturnus adalah planet yang sangat menarik. Namun, di balik keindahannya, ia memiliki sisi mematikan yang membuatnya mustahil untuk dihuni manusia,” ujar Spilker yang telah meneliti Saturnus selama tiga dekade.
Salah satu fakta paling mengejutkan yang ditemukan para ilmuwan adalah bahwa cincin ikonik Saturnus tidaklah abadi.
Dilansir dari laporan The New York Times bertajuk “Saturn With No Rings? It Could Happen, and Sooner Than Astronomers Expected”, penelitian menunjukkan bahwa cincin es tersebut sedang mengalami fenomena “hujan cincin“.
Fakta Cincin Saturnus:
- Komposisi: Terdiri dari miliaran bongkahan es dan batu.
- Lebar: Mencapai 282.000 kilometer dari planet.
- Fenomena Hujan Cincin: Gravitasi Saturnus menarik partikel es tersebut ke atmosfer sebagai hujan air yang sangat deras.
James O’Donoghue dari NASA’s Goddard Space Flight Center mengungkapkan bahwa volume material yang jatuh ke planet mencapai sekitar 1,5 ton per detik.
”Cincin Saturnus tidak akan ada selamanya. Suatu hari nanti, mereka akan menghilang sepenuhnya,” ungkap O’Donoghue. Para ilmuwan memperkirakan dalam kurun waktu 300 juta tahun ke depan, Saturnus mungkin akan kehilangan “mahkota” ikoniknya tersebut.






