10 September dalam Jejak Sejarah Indonesia

headlinejatim.com —Tanggal 10 September menyimpan jejak penting bagi perjalanan bangsa. Pada hari ini, tahun 1912, Haji Oemar Said Tjokroaminoto menorehkan langkah besar dengan mengubah Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam. Perubahan itu bukan sekadar pergantian nama. Ia menjadikan organisasi rakyat kecil yang semula berfokus pada ekonomi pedagang pribumi sebagai kekuatan sosial politik. Dari sinilah lahir semangat persatuan umat dan perlawanan yang lebih terarah terhadap dominasi kolonial. Sarekat Islam pun tumbuh menjadi salah satu organisasi massa terbesar pada masanya dan menjadi kawah candradimuka lahirnya para tokoh pergerakan.

Beberapa dekade setelahnya, pada 10 September 1945, bangsa yang baru saja memproklamasikan kemerdekaan bergerak cepat menjaga kedaulatannya. Para pelaut veteran yang pernah mengabdi di angkatan laut Belanda dan Jepang berkumpul di Jakarta dan membentuk Badan Keamanan Rakyat Laut. Inilah tonggak lahirnya Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. Dari cikal bakal sederhana itu, TNI AL berkembang menjadi penjaga kedaulatan maritim dan garda terdepan pertahanan negara di samudra.

Read More

Namun, tidak semua catatan pada tanggal ini berisi kebanggaan. Pada 10 September 1984, di Masjid As Saadah, Tanjung Priok, seorang aparat meminta pengurus masjid menurunkan pamflet yang berisi kritik kepada pemerintah. Insiden itu memicu ketegangan antara warga dengan aparat keamanan. Beberapa hari kemudian, ketegangan itu meledak menjadi tragedi berdarah yang masih menyisakan luka panjang.

Tiga peristiwa berbeda pada tanggal yang sama ini menunjukkan wajah sejarah yang berlapis. Ada semangat kebangkitan rakyat lewat Sarekat Islam. Ada keteguhan menjaga kemerdekaan lewat lahirnya TNI Angkatan Laut. Dan ada pula peringatan kelam tentang betapa rentannya perbedaan pandangan berubah menjadi konflik jika tidak disikapi dengan bijaksana.

Tanggal 10 September mengingatkan kita bahwa sejarah tidak hanya menyimpan kebanggaan, tetapi juga pelajaran berharga. Dari sinilah generasi kini belajar untuk menjaga persatuan, menegakkan kedaulatan, sekaligus memastikan suara rakyat selalu mendapat ruang dalam demokrasi.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *