Malang, headlinejatim.com – Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus memperkuat barisan dalam melawan penyalahgunaan narkoba, praktik premanisme, dan radikalisme. Melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bangkesbangpol) Jatim, kegiatan sosialisasi P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika) serta Anti-Premanisme dan Anti-Radikalisme digelar di wilayah Bakorwil III Malang, Rabu (16/7).
Acara berlangsung penuh keakraban dan melibatkan berbagai unsur strategis, mulai dari organisasi masyarakat (ormas), guru bimbingan konseling (BK), hingga relawan anti narkoba.
969 Desa di Jatim Masuk Zona Bahaya dan Waspada
Kepala Bangkesbangpol Jatim, Eddy Supriyanto, S.STP, M.PSDM, mengingatkan bahwa Jawa Timur saat ini menghadapi ancaman serius berupa meningkatnya penyalahgunaan narkoba serta tumbuhnya paham radikalisme.
“Jawa Timur memiliki 25 desa dalam kategori bahaya narkoba dan 944 desa berstatus waspada. Ini alarm serius. Diperlukan pengawasan ekstra dari seluruh komponen masyarakat,” tegas Eddy.
Mengutip data BNN, ia menambahkan bahwa Indonesia kini memiliki 10 wilayah rawan narkotika, termasuk di Jawa Timur. Sebagai bentuk komitmen, Bangkesbangpol Jatim akan menggelar enam kali sosialisasi serupa di seluruh wilayah Bakorwil se-Jatim.
Satgas Terpadu Lawan Premanisme
Selain narkoba, fenomena premanisme yang terafiliasi dengan sejumlah ormas juga menjadi perhatian pemerintah. Eddy menyebut, praktik tersebut tidak hanya mengganggu ketertiban umum, tetapi juga merusak iklim investasi di daerah.
Untuk itu, Pemprov Jatim telah menyusun SK Gubernur tentang Pembentukan Satgas Terpadu Penanganan dan Pembinaan Ormas Terafiliasi Premanisme, yang merujuk pada Keputusan Menkopolhukam Nomor 61 Tahun 2025.
Sinergi Bersama, Dorong Jawa Timur Jadi Center of Gravity Nasional
Ketua pelaksana kegiatan sekaligus Kabid Ketahanan Eksosbud, Agama, dan Ormas Bangkesbangpol Jatim, Agus Imantoro, SE, S.Sos, MM, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar sosialisasi.
“Premanisme harus ditekan agar investor merasa aman. Jawa Timur harus jadi center of gravity pembangunan nasional,” ujar Agus.
Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan bazar UMKM oleh kelompok masyarakat (POKMAS), sebagai bentuk dukungan terhadap transformasi ekonomi rakyat dan hilirisasi industri lokal.
Agus optimistis, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat akan mampu menciptakan Jawa Timur yang bebas dari narkoba dan radikalisme.
“Dengan sinergi ini, kami percaya Jawa Timur bisa menjadi provinsi yang maju, adil, makmur, unggul, dan berkelanjutan, sekaligus mendukung visi Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.