SURABAYA, headlinejatim.com – Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM se-Jawa Timur turun ke jalan dan menggelar aksi massa di depan Mapolda Jatim, Sabtu (30/8/2025). Aksi ini melibatkan sekitar 1.500 mahasiswa dari berbagai kampus di Surabaya dan Jawa Timur.
Mereka menuntut dihentikannya tindakan represif aparat kepolisian, serta menyerukan reformasi total Polri. Seruan ini, menurut mahasiswa, bukan hanya suara kampus, tetapi jeritan rakyat yang mendambakan keadilan.
“Hari ini kita saksikan bersama bagaimana wajah asli aparat kepolisian yang seharusnya melindungi rakyat, justru menebar teror dan mencederai demokrasi. Mahasiswa tidak akan tinggal diam. Reformasi Polri adalah harga mati,” tegas Vasco, Presiden BEM Universitas Telkom Surabaya sekaligus Sekjen Aliansi BEM Surabaya.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa membacakan tujuh tuntutan utama:
1. Menghentikan segala bentuk tindakan represif aparat terhadap massa aksi.
2. Mengusut tuntas kasus kekerasan, termasuk meninggalnya Affan Kurniawan.
3. Membebaskan seluruh massa aksi yang masih ditahan.
4. Melakukan reformasi total Polri.
5. Mendesak de-militarisasi Polri agar kembali ke fungsi sipil.
6. Menuntut transparansi penuh Polri dalam setiap penanganan perkara pidana.
7. Mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan hingga aktor intelektual dibawa ke meja hukum.
Desakan keras mahasiswa membuat Kapolda Jatim akhirnya keluar menemui massa. Mereka meminta Kapolda membacakan langsung tujuh tuntutan tersebut dan memastikan adanya langkah konkret dalam pemenuhannya.
Bagi mahasiswa, aksi ini adalah bentuk solidaritas untuk rakyat. Aliansi BEM se-Jatim menegaskan, perjuangan mereka tidak hanya untuk kepentingan mahasiswa, melainkan untuk seluruh rakyat Indonesia yang mendambakan aparat kepolisian yang humanis, transparan, dan berpihak pada keadilan.
“Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia! Lawan Represi, Tegakkan Keadilan!” teriak massa aksi di depan Mapolda Jatim.