Sidoarjo, headlinejatim.com – Rafflesia Ballroom Fave Hotel Sidoarjo menjadi saksi sejarah terselenggaranya Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) Paguyuban MASTRIP Jawa Timur yang digelar pada Selasa (24/6/2025). Acara yang diprakarsai Pengurus Daerah MASTRIP Surabaya ini mendapat dukungan penuh dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur. Hadir dalam forum strategis ini perwakilan Pengurus Pusat Paguyuban MASTRIP, serta pengurus daerah dari Malang, Jombang, Kediri, dan sejumlah kota lainnya.
Pesan Bakesbangpol: Transformasi Sosial Ekonomi
Dalam sambutan tertulis Kepala Bakesbangpol Jatim, Eddy Supriyanto, S.STP., M.PSDM, yang dibacakan Kabid Ketahanan Ekososbud, Agama dan Ormas, Agus Imantoro, SE., S.Sos., MM, ditegaskan pentingnya transformasi sosial ekonomi berbasis kewirausahaan dan hilirisasi industri sebagai kunci menurunkan angka kemiskinan.
Ia memaparkan capaian pembangunan Jawa Timur, mulai dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang naik dari 71,50 pada 2019 menjadi 75,35 di 2024—melampaui rata-rata nasional. Penurunan jumlah penduduk miskin juga signifikan, dari 4,18 juta jiwa (10,35 persen) pada 2023 menjadi 3,98 juta jiwa (9,79 persen) pada 2024. Angka itu menjadikan Jatim sebagai kontributor terbesar penurunan kemiskinan nasional dengan porsi 30,34 persen.
“Ini sejalan dengan misi Gubernur Jawa Timur 2025–2030 untuk mempercepat pengentasan kemiskinan, memperkuat SDM, dan meningkatkan kesehatan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Agus.
Menguatkan Sejarah TRIP dan Generasi Penerus
Mukerda kali ini juga menghadirkan Ririn, penyuluh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, untuk memotivasi generasi penerus TRIP yang kini banyak bergerak di bidang UMKM.
Dalam sesi refleksi sejarah, Heru Gunarso, Generasi 2 TRIP, menceritakan asal-usul Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP). Para pelajar Surabaya usia belasan tahun kala itu turut angkat senjata melawan tentara Sekutu dan Belanda pasca-Proklamasi 1945.
“Karena masih pelajar tapi jadi tentara, masyarakat Surabaya lalu menyebut mereka ‘MASTRIP’,” ujarnya.
Panggung Generasi 3 TRIP
Generasi 3 TRIP juga tampil memberi warna. KPP Srie Soeputro Jowo Iya Ciptonegoro alias Billy, CEO Briliant English Course Pare, menegaskan pentingnya kewaspadaan generasi muda terhadap proxy war dan penyebaran hoaks.
“Bangsa ini masih sering diadu domba. Kalau tidak hati-hati, kekayaan sumber daya alam justru bisa jadi bumerang,” pesannya.
Billy bahkan melontarkan gagasan segar: menambahkan satu butir baru dalam Sumpah Pemuda, yakni “melestarikan dan mengamalkan warisan budaya dan adat asli Indonesia.” Pernyataan itu langsung disambut tepuk tangan meriah peserta.
Harapan TRIP Tetap Langgeng
Sebelum penutupan, digelar diskusi program kerja. Candri Puspita Sari, Wakil Ketua Bidang Organisasi PP Paguyuban MASTRIP, mengusulkan pendataan anggota lintas generasi agar potensi kolaborasi lebih mudah teridentifikasi.
Harapan agar nama TRIP tetap abadi juga disampaikan Retno Dwi Astuti, peninjau dari PD Malang. Dengan penuh haru, ia meminta Generasi 3 diberi ruang lebih besar untuk berkarya.
“Program sudah bagus. Saya hanya ingin nama TRIP tetap langgeng sampai akhir zaman,” ujarnya dengan suara bergetar.
Peduli dan Berkarya
Mukerda Paguyuban MASTRIP Jatim kali ini resmi dibuka oleh Sekjen PP MASTRIP Jatim, Dewi Ika Tjandra, dengan menegaskan jargon Peduli dan Berkarya serta semboyan TRIP: “Perjuangan Kuteruskan Sampai Akhir Zaman.”