Surabaya, headlinejatim.com – Inovasi pertahanan dalam negeri kembali mencuri perhatian. Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) Surabaya berhasil mengembangkan sebuah drone tempur generasi baru yang ringan, gesit, dan memiliki daya hancur tinggi. Drone ini diberi nama Air Frame Flywing VTOL Bom Carrier dan digadang-gadang mampu beroperasi di medan sulit serta menghancurkan target strategis musuh.
Keunggulan utama drone ini terletak pada kemampuannya untuk lepas landas dan mendarat secara vertikal (Vertical Take-Off and Landing/VTOL), yang membuatnya tidak bergantung pada landasan pacu. Meski ringan, desain sayap tetapnya memungkinkan drone ini menjelajah dengan efisiensi tinggi layaknya pesawat tempur mini.
Dengan bentang sayap 130 sentimeter dan bobot hanya 6 kilogram, drone ini dibangun menggunakan material fiber yang kokoh namun ringan. Sistem propulsinya mengandalkan tiga motor berkekuatan 1.258 kilo volt, ditenagai oleh baterai Lithium-Ion 800 mAh dengan konfigurasi 4 seri dan 2 paralel.
Serka Mpu Ahmad Ainul Ghofur, mahasiswa D3 Teknik Mesin STTAL yang terlibat langsung dalam pengembangan proyek ini, menekankan bahwa keunggulan utama drone terletak pada fleksibilitas operasionalnya.
“Kemampuan VTOL memungkinkan drone ini beroperasi di medan yang sulit dijangkau, tanpa tergantung pada infrastruktur bandara. Ini meningkatkan efisiensi dan kecepatan serangan terhadap target vital,” jelasnya.
Kapala Program Studi D3 Teknik Mesin STTAL, Letkol Laut (T) Pompy Pratisna, ST., MT., MTr.Opsla., menyatakan bahwa inovasi ini merupakan bagian dari upaya STTAL untuk mendorong pengembangan teknologi pertahanan berbasis kendaraan udara tak berawak (UAV) buatan dalam negeri.
“Kami berharap karya ini dapat mendukung pemenuhan kebutuhan strategis pertahanan Indonesia dan memperkuat kemampuan militer nasional,” ujarnya.
Proyek ini merupakan hasil kerja kolaboratif tim mahasiswa STTAL yang terdiri atas Rega Ardiansyah, Puji Darwanto, Mpu Ahmad Ainul Ghofur, dan Agung Nurwansyah. Di bawah bimbingan Dharma Vidya Adhiguna, tim ini berharap inovasi yang mereka lahirkan dapat segera diuji coba dan diimplementasikan dalam sistem pertahanan nasional.
Dengan potensi aplikatif yang tinggi dan teknologi yang adaptif terhadap kondisi medan tempur, drone karya mahasiswa STTAL ini membuka lembaran baru dalam pengembangan sistem pertahanan Indonesia berbasis teknologi otonom dan presisi tinggi.