GRESIK, headlinejatim.com – Puskesmas Gending terus mengintensifkan upaya pencegahan penyebaran penyakit Tuberkulosis (TBC) dengan memberikan penyuluhan kepada warga Desa Karangkiring, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, pada Senin (29/09)
Kegiatan edukatif ini diikuti oleh belasan warga, kader kesehatan, serta perwakilan RT dan RW. Turut hadir Camat Kebomas Tri Joko Efendi, Kepala Desa Karangkiring Dedik Hartono, dan dr. Miza Nisrinah dari Puskesmas Gending yang menjadi narasumber utama dalam penyuluhan tersebut.
Dalam paparannya, dr. Miza menekankan pentingnya mengenali gejala awal TBC agar penanganan bisa dilakukan secepat mungkin dan tidak menular ke orang lain.
“Gejala TBC yang sering kami temui antara lain batuk yang tidak sembuh-sembuh, tubuh makin kurus, napas terasa sesak, dan sering keluar keringat dingin di malam hari. Kalau merasakan hal-hal itu, jangan tunda. Segera periksa ke puskesmas,” jelas dr. Miza.
Ia juga mengingatkan bahwa TBC bukan penyakit yang bisa disepelekan. Meski menular, TBC dapat disembuhkan asalkan pasien disiplin menjalani pengobatan selama enam bulan dan tetap menggunakan masker untuk mencegah penularan.
Camat Kebomas Tri Joko Efendi dalam sambutannya mengungkapkan bahwa TBC masuk dalam daftar 10 penyakit mematikan menurut data WHO. Oleh karena itu, ia mendorong masyarakat untuk tidak merasa malu atau takut saat mengalami gejala, karena layanan kesehatan sudah tersedia secara merata, termasuk melalui Universal Health Coverage (UHC) di Gresik.
“Pemeriksaan dan pengobatan TBC di puskesmas bisa diakses gratis lewat program UHC. Ini harus dimanfaatkan. Jangan tunggu parah baru berobat,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Karangkiring Dedik Hartono turut mengapresiasi kegiatan penyuluhan ini. Menurutnya, menjaga kesehatan lingkungan dan deteksi dini penyakit menular seperti TBC adalah tanggung jawab bersama.
“Semoga setelah penyuluhan ini, warga makin sadar pentingnya hidup bersih dan sehat, serta segera memeriksakan diri jika mengalami gejala,” ujarnya.
Melalui penyuluhan ini, diharapkan masyarakat tidak hanya mengenali gejala TBC, tetapi juga berani mengambil langkah cepat dengan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Deteksi dini dan kepatuhan dalam pengobatan menjadi kunci untuk mencegah penyebaran TBC lebih luas di masyarakat.