9 September: Menjaga Jiwa Sehat di Era Serba Cepat

headlinejatim.com —Tanggal 9 September di Indonesia punya makna yang lebih luas daripada sekadar angka dalam kalender. Di hari ini, dua hal penting kerap digaungkan bersama: olahraga dan literasi. Dua pilar yang tampak berbeda, tetapi sesungguhnya saling melengkapi dalam menjaga kualitas hidup manusia.

Hari Olahraga Nasional atau Haornas diperingati setiap 9 September sejak tahun 1985. Akar sejarahnya bermula jauh ke belakang, tepatnya pada Pekan Olahraga Nasional pertama di Surakarta tahun 1948. Saat itu Indonesia baru tiga tahun merdeka dan masih dikepung agresi militer Belanda. Namun para tokoh bangsa meyakini olahraga adalah cara untuk menunjukkan bahwa bangsa ini berdaulat, sehat, dan bersemangat. Dari lapangan-lapangan sederhana, Indonesia menyalakan api sportivitas yang tak hanya soal kompetisi, tetapi juga persatuan.

Read More

Kini, setelah 40 tahun lebih, Haornas menjadi cermin bagaimana olahraga menempati ruang penting dalam kehidupan bangsa. Data dari Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2023 mencatat tingkat kebugaran masyarakat Indonesia masih berada pada kategori rendah hingga sedang. Lebih dari 60 persen masyarakat belum memiliki kebiasaan olahraga teratur. Padahal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah lama menekankan pentingnya aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu untuk menjaga kesehatan jantung, tulang, dan metabolisme tubuh.

Kondisi ini semakin relevan di tengah perubahan gaya hidup masyarakat modern. Perkembangan teknologi digital membawa dua wajah. Di satu sisi memudahkan akses informasi dan memperluas literasi digital, di sisi lain membuat masyarakat semakin lama duduk di depan layar gawai. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2024 menyebutkan bahwa rata-rata orang Indonesia menghabiskan lebih dari 8 jam per hari dengan internet. Waktu yang panjang untuk menatap layar ini sering kali menggerus ruang gerak tubuh dan mereduksi interaksi fisik.

Di sinilah olahraga dan literasi bertemu. Olahraga menjaga tubuh tetap sehat, sementara literasi menjaga pikiran tetap jernih. Olahraga tanpa literasi bisa membuat seseorang kuat secara fisik tetapi rapuh menghadapi arus informasi. Sebaliknya literasi tanpa olahraga bisa melahirkan generasi cerdas namun rentan sakit. Dua-duanya harus berjalan beriringan, menjadi pola hidup baru yang seimbang di tengah dunia yang serba cepat.

Indonesia hari ini sedang menghadapi berbagai tantangan besar, mulai dari krisis kesehatan, polusi udara, hingga derasnya informasi palsu di ruang digital. Semua itu hanya bisa ditangkal dengan masyarakat yang sehat raganya dan terang pikirannya. Haornas bukan sekadar seremoni tahunan. Ia adalah pengingat bahwa olahraga harus dibudayakan, bukan hanya ditonton di layar televisi saat pesta olahraga. Bersamaan dengan itu, literasi juga harus terus ditumbuhkan, agar bangsa ini tidak sekadar menjadi penonton di tengah percaturan global, tetapi menjadi pelaku yang tangguh dan berdaya.

9 September memberi pesan yang sederhana tetapi mendalam. Sehatkan tubuh, kuatkan pikiran. Dari lapangan olahraga hingga ruang baca, dari jalan-jalan kota hingga halaman sekolah, bangsa ini bisa membangun masa depan yang lebih bugar, lebih cerdas, dan lebih tangguh.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *