Pamekasan, headlinejatim.com– Upaya mencegah penyalahgunaan narkotika sekaligus menekan praktik premanisme yang meresahkan masyarakat terus digencarkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jatim, digelar sosialisasi Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkotika serta Prekursor Narkotika (P4GN) dan Anti Premanisme di wilayah Bakorwil IV Pamekasan, Kamis (10/7).
Kegiatan yang berlangsung dalam suasana penuh keakraban ini diikuti berbagai unsur masyarakat serta tenaga pendidik, dengan dukungan penuh dari Bakorwil IV Pamekasan.
Kepala Bakesbangpol Jatim, Eddy Supriyanto, S.STP., M.PSDM., melalui Agus Imantoro, S.E., S.Sos., M.M. selaku Kabid Eksosbud, Agama, dan Ormas, menyampaikan apresiasi atas partisipasi seluruh peserta. Ia menegaskan bahwa Indonesia kini tengah menghadapi ancaman multidimensi yang berpotensi mengganggu stabilitas nasional, mulai dari intoleransi, ekstremisme, radikalisme, hingga penyalahgunaan narkoba.
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), terdapat 10 wilayah rawan peredaran narkotika di Indonesia, yang juga berimbas pada Jawa Timur. “Di Jatim, ada 25 desa dalam kategori bahaya narkoba dan 944 desa kategori waspada. Karena itu, pengawasan ekstra dari seluruh komponen masyarakat mutlak diperlukan,” tegas Agus.
Sebagai wujud komitmen, Pemprov Jatim melalui Bakesbangpol akan menggelar enam kali sosialisasi P4GN di lima wilayah kerja Bakorwil se-Jawa Timur. Tak hanya soal narkoba, praktik premanisme juga menjadi perhatian serius. Agus menilai banyaknya ormas yang terafiliasi premanisme mengganggu ketertiban umum sekaligus menghambat iklim investasi daerah.
Untuk itu, Bakesbangpol Jatim tengah menyusun draf SK Gubernur tentang pembentukan Satgas Terpadu Penanganan dan Pembinaan Ormas Terafiliasi Premanisme, sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menkopolhukam Nomor 61 Tahun 2025. “Kami juga menggandeng ormas-ormas dengan rekam jejak positif sebagai teladan bagi yang lain,” imbuhnya.
Kegiatan ini juga dirangkai dengan bazar UMKM oleh kelompok masyarakat (Pokmas). Langkah ini dinilai mampu mendorong transformasi sosial-ekonomi berbasis kewirausahaan dan hilirisasi industri, sejalan dengan misi pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan ekonomi kerakyatan.
“Penekanan terhadap praktik premanisme sangat penting, agar investor merasa aman dan nyaman berinvestasi. Jawa Timur harus menjadi center of gravity pembangunan nasional,” ujar Agus penuh optimisme.
Menutup sambutannya, Agus menyampaikan harapan besar agar Jawa Timur, khususnya wilayah Pamekasan, bebas dari narkoba dan premanisme. “Dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, kami optimis mampu mewujudkan Jawa Timur yang maju, adil, makmur, unggul, dan berkelanjutan, menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.