Gresik Football Academy Temukan Berlian dari Sememi: Fareza, Penyerang Cilik yang Mengincar Real Madrid

SURABAYA, headlinejatim.com— Dari gang-gang di Perumahan UKA, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, suara sepatu menyentuh bola sudah menjadi bagian dari keseharian. Di tengah kesibukan warga, seorang bocah 12 tahun mencuri perhatian. Namanya Fahreza Danuartha Rysti Putra, akrab disapa Rembo. Ia bukan sekadar jago menggiring bola, tapi sedang menapaki jalan panjang menuju mimpi besar: menjadi pemain profesional di Eropa.

Rembo adalah talenta emas yang kini ditempa di Gresik Football Academy (Grefoo). Dalam Liga Anak Indonesia, ia dikenal sebagai penyerang tajam yang haus gol. Gaya bermainnya cepat, eksplosif, dan penuh insting. Di usianya yang masih belia, ia menunjukkan kedewasaan dalam membaca permainan dan menyelesaikan peluang.

Read More

Rembo berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya, Fery Cahyono, bekerja sebagai Tenaga Bongkar Muat di Palabuhan Tanjung Perak. Ibunya berjualan makanan rumahan. Di balik kesederhanaan itu, ada dukungan luar biasa yang menjadi fondasi kokoh bagi semangat dan disiplin sang anak.

Dari TK ke Lapangan Hijau

Kecintaan Rembo pada sepak bola muncul sejak dini. Ia mulai bermain bola sejak taman kanak-kanak dan pertama kali bergabung dengan SSB ASM Putra. Di bawah asuhan Coach Ghofur dan Coach Anang Chambali, dasar tekniknya dibentuk sejak usia sangat muda.

Saat duduk di kelas 5 SD, ia pindah ke SSA (Surabaya Soccer Academy) dan dibimbing oleh Coach Anam serta Coach Agung. Lalu bakatnya semakin mengkilap ketika bergabung dengan Grefoo Academy, di mana ia digembleng oleh Coach Yuli, Coach Andik, dan Coach Fasta.

Di lapangan Sememi yang menjadi tempat latihannya setiap sore, Rembo tumbuh dengan pola latihan yang disiplin. Ia terbiasa melakukan latihan tambahan seusai jadwal resmi berakhir.

Salto yang Viral dan Mental Juara
Rembo sempat bergabung dengan Tim Persebaya U-12 dalam ajang Bali7s 2025, sebuah turnamen bergengsi tingkat internasional. Di sana, ia mencuri perhatian lewat gol salto yang viral di media sosial, menunjukkan bahwa tekniknya sudah melampaui usianya.

Ia juga turut berkontribusi dalam tim yang meraih Juara 1 Liga Anak Indonesia dan tampil cemerlang dalam Turnamen Wali Kota Madiun. Di setiap turnamen, Rembo tak hanya membawa semangat kompetisi, tapi juga konsistensi dan etika bermain yang matang.

Mimpi dan Tekad

Dua klub menjadi cita-cita Rembo: PSS Sleman, karena atmosfer suporternya yang fanatik dan solid; serta Real Madrid, klub impian yang ia idamkan sejak kecil. Ia mengidolakan pemain-pemain seperti David Beckham, David da Silva hingga Rizky Dwi. Ia tak hanya meniru gaya main mereka, tetapi juga mempelajari pola pergerakan, teknik finishing, hingga cara membaca ritme permainan.

“Main di Bernabéu, itu cita-cita saya. Tapi sekarang fokus dulu latihan dan sekolah. Saya masih harus banyak belajar,” ujarnya lirih, namun matanya menyala.

Di luar lapangan, Fahreza (Rembo) adalah siswa kelas 6 di SD Mujahidin 2 Surabaya. Ia dikenal disiplin, tidak pernah terlambat, rajin mengerjakan tugas, dan mampu menyeimbangkan jadwal antara belajar dan latihan.

Grefoo: Rumah yang Menempa Karakter

Grefoo Academy bukan sekadar tempat latihan. Di sana, pemain muda dididik secara menyeluruh dari teknik, strategi, hingga karakter. Filosofinya jelas: tak ada pemain hebat yang lahir secara instan. Semua dibentuk dari proses yang panjang, sabar, dan penuh dedikasi.

“Rembo bukan pemain karbitan. Ia ditempa sejak dini dengan disiplin dan semangat belajar tinggi. Kami percaya, dia punya masa depan cerah. Tapi semuanya harus melalui proses,” ungkap Fahmi Hafidz, CEO sekaligus pembina Grefoo.

Dari Sememi Menuju Dunia

Kisah Rembo adalah bukti bahwa mimpi besar bisa tumbuh dari lorong-lorong kecil di Sememi. Ia bukan hanya bermain bola, tapi juga sedang membangun masa depan. Di balik setiap tendangan, ada harapan yang menyala. Di balik setiap peluh, ada mimpi yang diperjuangkan.

Ia belum mencetak gol di Bernabéu, tapi setiap langkahnya hari ini adalah bagian dari perjalanan ke sana. Dan Grefoo telah menjadi lentera pertama yang menerangi jalan panjang itu.

Catatan Redaksi:
Kisah Rembo adalah pengingat bahwa Indonesia tidak kekurangan bakat. Yang dibutuhkan adalah sistem yang sabar, pelatih yang ikhlas, dan keluarga yang percaya. Di lapangan-lapangan kecil seperti Sememi, bintang masa depan tengah tumbuh dengan diam-diam. Dan suatu hari nanti, mungkin nama Fahreza Danuartha Rysti Putra (Rembo) bukan hanya terdengar di Surabaya, tapi juga di seluruh dunia.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *