Pulau Bawean, headlinejatim.com —Di sebuah pulau kecil nan hijau di tengah Laut Jawa, api kesadaran baru dinyalakan. Bertempat di MA Darussalam Kumalasa, sebanyak 50 siswa tampak tekun dan antusias menyimak materi konservasi dari Balai Besar KSDA Jawa Timur. Mereka bukan sekadar mendengar, tetapi menyerap: tentang hutan, tentang api, tentang tanggung jawab.
Kegiatan edukatif ini merupakan bagian dari program “FOLU Goes to School: Edukasi Konservasi Lingkungan dan Pencegahan Kebakaran Hutan untuk Generasi Muda di Pulau Bawean” – Chapter 2, yang diselenggarakan oleh Kelompok Pelestari Hutan (KPH) Bawean Lestari, melalui dukungan Dana Masyarakat untuk Lingkungan, hasil kerja sama Indonesia – Norwegia tahap kedua.
Tujuan utamanya sederhana tapi mendalam, menanamkan kepedulian lingkungan sejak dini. Tak hanya soal pengelolaan sampah atau bahaya kebakaran hutan, namun juga memperkenalkan konsep besar “Indonesia’s FOLU Net Sink 2030” sebuah komitmen ambisius untuk mencapai keseimbangan karbon di sektor kehutanan dan lahan.
Sebagai narasumber utama, tim dari Balai Besar KSDA Jawa Timur menyampaikan materi tentang pentingnya kawasan konservasi di Bawean, salah satu kantong terakhir keberadaan Rusa Bawean (Axis kuhlii) yang terancam punah. Pesan yang dibawakan bukan hanya teknis, tetapi penuh empati dan kedalaman, bahwa hutan bukan sekadar pepohonan, melainkan sistem kehidupan.
Dalam suasana yang akrab dan membumi, diskusi interaktif berlangsung hidup. Para siswa tak hanya mendengar, mereka bertanya, menantang, dan merespons. Kuis yang dibagikan menjadi cermin semangat mereka, ingin tahu, ingin peduli.
Generasi muda Pulau Bawean adalah penjaga masa depan hutan kita. Mereka adalah harapan yang tumbuh dari tanah yang sama. Program ini membuktikan bahwa konservasi bukan milik para ahli atau pegiat lapangan semata. Ia milik semua, terutama generasi yang akan mewarisi planet ini. Di pulau kecil ini, dengan semangat yang menyala dari ruang kelas sederhana, masa depan tampak sedikit lebih hijau.
KPH Bawean Lestari akan terus melanjutkan langkah ini. Karena pelestarian tidak akan berhasil tanpa pendidikan, dan pendidikan akan sia-sia jika tidak menyentuh hati.