SURABAYA, headlinejatim.com — Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar ajang tahunan Inovasi Suroboyo (Inovboyo) 2025. Dari total 342 inovasi yang diajukan oleh perangkat daerah, rumah sakit, kecamatan, kelurahan, hingga DPRD, sebanyak 41 inovasi di bidang kesehatan muncul sebagai sorotan utama.
Inovasi-inovasi tersebut mencerminkan komitmen kuat Pemkot dalam meningkatkan kualitas kesehatan warganya sekaligus mengukuhkan Surabaya sebagai barometer inovasi kesehatan nasional.
Fokus pada Kesehatan dan Pembangunan Berkelanjutan
Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad, menjelaskan bahwa Inovboyo 2025 mengusung tema “Inovasi dalam Rangka Peningkatan Kualitas Infrastruktur dan Mitigasi Bencana”, Namun inovasi yang berkembang tak hanya menyasar infrastruktur fisik, tapi juga mencakup penguatan sektor kesehatan dan sumber daya manusia.
“Ajang ini menjadi sarana strategis untuk mendorong kolaborasi antara masyarakat dan aparatur pemerintah dalam menjawab tantangan pembangunan. Kami ingin menjadikan Surabaya sebagai kota inovatif yang berkelanjutan,” ujar Irvan, Selasa (8/7).
Inovboyo tahun ini membuka berbagai kategori, seperti inovasi digital, tata kelola pemerintahan, pelayanan publik, pendidikan, agribisnis, sosial kependudukan, energi terbarukan, dan young inventor. Semua peserta diwajibkan mengajukan inovasi yang memenuhi unsur kebaruan, manfaat, keberlanjutan, dan skalabilitas.
Proses penilaian dilakukan oleh tim independen dari kalangan akademisi, BRIDA Jawa Timur, serta BSKDN Kementerian Dalam Negeri.
Inovasi Kesehatan Jadi Primadona
Di antara ratusan inovasi yang masuk, sektor kesehatan menjadi salah satu yang paling menonjol. Dinas Kesehatan Kota Surabaya menghadirkan sejumlah program inovatif seperti:
- PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) untuk memperkuat sistem kewaspadaan dini
- Skrining E-Me Health, deteksi kesehatan mental mandiri
- Gen Banting dan Pentas, percepatan penurunan stunting
- Peri Cinta, edukasi kesehatan gigi calon pengantin
- e-Health, digitalisasi akses layanan kesehatan
- Surabaya Health City, mewujudkan Surabaya sebagai kota sehat
RSUD Dr. Soewandhie turut melengkapi dengan inovasi berbasis pelayanan, seperti:
- Dumpling, penanganan kecemasan ibu bersalin
- Fast Track Chest Pain, penanganan cepat serangan jantung
- Aksi Rek, upaya pencegahan perdarahan pasca persalinan
- Semat Guject Tu Fluset, pengolahan air reject untuk efisiensi lingkungan
Kecamatan-Kecamatan Tunjukkan Terobosan Nyata
Inovasi juga datang dari tingkat kecamatan. Beberapa di antaranya:
- Kec. Bulak: Isok Pas TB (tangani stunting & TB), Posyandu Nelayan
- Kec. Gubeng: Arek Emas, Berlian Baratajaya, Canting Edola Mak Kannak
- Kec. Wiyung: Jajartunggal Zero Stunting, Therapeutic Stunting Center
- Kec. Kenjeran: Taksi Penting, Ketan Beras (berenang bersama balita stunting)
- Kec. Tandes: Pos Penanganan Stunting, Posga Wethan Ceria
- Kec. Sambikerep: Kepiting Beringin, pendampingan keluarga balita stunting
- Kec. Tambaksari: Kopi Bestari, kolaborasi tangani stunting
Semua inovasi ini menyasar isu-isu mendesak seperti stunting, kesehatan ibu-anak, akses layanan kesehatan, serta intervensi kesehatan berbasis komunitas.
Rekam Jejak dan Arah ke Depan
Surabaya bukan pemain baru dalam ajang inovasi daerah. Pada 2022, Inovboyo mencatatkan Rekor MURI sebagai lomba inovasi dengan peserta terbanyak dan membawa Surabaya meraih Peringkat 1 Kota Inovatif di Indonesia.
Tahun ini, sebanyak 24 pemenang utama dari enam kategori akan dipilih dan mendapatkan kesempatan untuk mengimplementasikan inovasinya ke dalam program resmi Pemkot Surabaya, lengkap dengan pendampingan dan pengembangan lanjutan.
Irvan berharap Inovboyo 2025 bisa menjadi momentum transformasi menuju “Surabaya 2050”, sebuah kota modern yang tangguh, cerdas, sehat, dan berkeadilan.
“Fokus pada inovasi kesehatan ini sangat strategis untuk menyiapkan warga kota menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim, pandemi, dan krisis pangan. Semua dimulai dari kualitas hidup yang baik,” pungkasnya.