GRESIK, headlinejatim.com – Aeshnina Azzahra Aqilani, atau Nina, seorang aktivis muda dari Gresik, menyuarakan keprihatinan tentang kerusakan lingkungan dalam forum ASEAN di Kuala Lumpur, 30 Juni–1 Juli 2025. Ia menyoroti dampak industri terhadap krisis iklim dan menuntut tanggung jawab dari perusahaan-perusahaan yang mencemari lingkungan.
Nina, yang aktif dalam Komunitas River Warrior Indonesia, telah lama menentang impor sampah plastik ke Indonesia. Ia bahkan mendapat respons dari Uni Eropa, tetapi belum mendapat tanggapan dari pemerintah Indonesia.
“Suara anak muda sering diabaikan, padahal kami yang akan paling terdampak,” kata Nina, Senin (30/6).
Ia menyerukan agar pelanggaran lingkungan ditindak tegas, termasuk dengan menutup perusahaan yang tidak taat aturan.
Nina juga mengusulkan agar ASEAN membuat sistem pengaduan ramah anak, agar anak-anak bisa menyampaikan keluhan dan dilindungi. Ia menekankan bahwa udara bersih, air bersih, dan lingkungan aman adalah hak dasar, bukan kemewahan.
UNICEF mencatat Asia Tenggara sebagai kawasan yang sangat rawan bagi anak-anak dalam krisis iklim. Di Indonesia, hampir semua sungai tercemar dan banyak sampah dibakar, menghasilkan udara beracun.
Nina menutup dengan pesan kuat: “Anak-anak tidak boleh jadi korban keserakahan industri dan kelalaian negara.”