Blitar, headlinejatim.com — Semangat menggali kembali akar sejarah perjuangan bangsa menggema di Istana Gebang, Blitar, Minggu (29/6). Di lokasi yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Sang Proklamator, ratusan pelajar SMA/SMK se-Jawa Timur disambut hangat oleh Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, dalam rangkaian Tur Literasi “Soekarno dan Surabaya” yang diinisiasi oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Dalam sambutannya, Wali Kota Syauqul menyampaikan apresiasi tinggi atas gagasan Surabaya yang menempatkan sejarah sebagai fondasi pendidikan karakter generasi muda. Ia menilai, langkah ini bukan hanya bentuk penghormatan terhadap Bung Karno, tetapi juga upaya strategis membangun memori kolektif kebangsaan.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Mas Eri Cahyadi dan seluruh rombongan. Apa yang dilakukan ini luar biasa. Kita tidak boleh melupakan sejarah, karena dari sejarah lahir arah masa depan bangsa,” ujar Syauqul.
Menyusuri Jejak Sang Proklamator, Menyulam Semangat Kebangsaan
Tur Literasi yang berlangsung selama dua hari ini mengajak pelajar menyusuri jejak-jejak penting Bung Karno, dari Rumah Kelahiran di Surabaya, Rumah H.O.S. Tjokroaminoto tempat ia belajar politik, hingga ke Makam dan Istana Gebang di Blitar.
Menurut Syauqul, pengalaman semacam ini jauh lebih membekas daripada pembelajaran di dalam kelas. Ia menyebut kunjungan ke tempat-tempat yang menyimpan sejarah perjuangan Bung Karno sebagai “zikir kebangsaan”.
“Mereka yang datang ke sini bukan hanya berkunjung, tapi sedang belajar mencintai bangsa. Tempat ini bukan sekadar lokasi, tapi simbol cita-cita yang belum selesai,” ungkapnya.
Syauqul juga menyinggung bagaimana Bung Karno bukan hanya pemimpin Indonesia, tetapi juga tokoh dunia yang mampu menyatukan kekuatan Asia dan dunia Islam melalui Konferensi Asia-Afrika. Ia mengajak para pelajar untuk memahami skala pemikiran Bung Karno yang melampaui zamannya.
“Beliau tidak hanya memerdekakan Indonesia, tapi menginspirasi kemerdekaan bangsa lain. Bung Karno itu pemikir global. Kita butuh Soekarno-Soekarno baru,” tegasnya.
Mengutip pidato legendaris Sang Proklamator, “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia!”, Syauqul menyerukan agar pelajar tidak tenggelam dalam rutinitas, tetapi berani memikul tanggung jawab sejarah.
“Jangan hanya sibuk dengan masalah sepele. Bangsa ini butuh pemuda-pemuda yang berpikir besar dan bertindak besar. Jadilah Soekarno-Soekarno baru!” serunya.
Jangan Sampai Kekayaan Bangsa Dikelola Asing
Lebih jauh, Wali Kota Blitar juga menyampaikan pesan penting tentang kedaulatan ekonomi. Ia menyoroti masih adanya pengelolaan kekayaan Indonesia oleh pihak asing dan mengajak pelajar untuk mempersiapkan diri menjadi pengelola negeri.
“Kuasai teknologi, dalami ilmu, dan jadikan diri kalian bagian dari solusi. Jangan biarkan kekayaan negeri ini dikelola orang lain karena kita tidak siap,” tandasnya.
Kegiatan Tur Literasi “Soekarno dan Surabaya” yang digagas oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ini bertujuan menanamkan nilai-nilai perjuangan dan nasionalisme secara langsung melalui pengalaman historis. Di hari pertama, para pelajar menelusuri jejak Bung Karno di Surabaya: Rumah Kelahiran Bung Karno, SDN Sulung, serta rumah tokoh Sarekat Islam H.O.S. Tjokroaminoto. Hari kedua berlanjut ke Blitar, sebagai bagian dari rangkaian perjalanan menelusuri warisan perjuangan.
Menutup sambutannya, Wali Kota Blitar mengajak seluruh pelajar untuk terus menjaga semangat Bung Karno dan menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang besar, disegani, dan berdiri di atas kaki sendiri.
“Adik-adik harus menjadi generasi hebat. Bukan hanya mewarisi, tapi juga melanjutkan perjuangan Bung Karno. Wujudkan Indonesia yang mendunia. Merdeka! Merdeka! Merdeka!” tutup Syauqul dengan lantang, disambut riuh tepuk tangan para pelajar.