SURABAYA, headlinejatim.com— Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak para petani, peternak, nelayan, serta seluruh pelaku sektor pangan untuk terus berinovasi dan meningkatkan produktivitas dalam menghadapi tantangan global. Seruan ini disampaikan dalam momentum peringatan Hari Krida Pertanian 2025 yang jatuh pada 21 Juni.
Khofifah menegaskan, inovasi adalah kunci bagi Jawa Timur untuk mempertahankan predikat sebagai lumbung pangan nasional, sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim, krisis pangan global, dan dinamika pasar dunia.
“Hari Krida ini adalah momen refleksi dan apresiasi atas kerja keras petani, peternak, nelayan, dan pelaku pangan lainnya. Mereka adalah garda depan dalam menjaga kedaulatan pangan kita,” ujar Khofifah, Sabtu (21/6).
Berdasarkan Angka Tetap BPS 2024, Jawa Timur tercatat sebagai produsen padi terbesar nasional dengan capaian 9,270 juta ton GKG. Untuk komoditas jagung, provinsi ini juga menduduki peringkat teratas dengan produksi 4,495 juta ton pipilan kering.
Di sektor hortikultura, capaian produksi juga sangat signifikan:
• Cabai besar: 81.427 ton
• Cabai rawit: 568.998 ton
• Bawang merah: 476.666 ton
“Dengan capaian ini, kita tak hanya bicara soal kuantitas. Yang dibutuhkan ke depan adalah strategi cerdas dan berkelanjutan, termasuk modernisasi sistem pertanian,” tambah Khofifah.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu juga mendorong penerapan teknologi pertanian modern. Mulai dari penggunaan drone untuk pemetaan lahan dan penyemprotan pupuk, alat mesin pertanian (alsintan), hingga pemanfaatan e-commerce untuk memperpendek rantai distribusi antara petani dan konsumen.
Ia menyebut, inovasi digital di sektor pertanian bukan hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mendorong generasi muda untuk terlibat di bidang yang selama ini dianggap kuno.
“Kami ingin anak-anak muda melihat pertanian sebagai sektor yang keren, canggih, dan menjanjikan. Lewat inovasi dan digitalisasi, kita bisa menciptakan pertanian masa depan yang produktif dan berkelanjutan.”
Fokus Diversifikasi dan Hilirisasi
Khofifah juga menegaskan pentingnya diversifikasi komoditas, pengembangan varietas unggul tahan hama dan penyakit, serta penerapan praktik pertanian ramah lingkungan. Di saat yang sama, dukungan terhadap kelompok tani, koperasi, dan UMKM pertanian akan terus diperkuat.
“Dengan hilirisasi dan peningkatan nilai tambah, petani akan lebih sejahtera. Pertanian bukan hanya soal panen, tapi juga soal penguatan ekonomi dari hulu ke hilir,” jelasnya.
Menutup pesannya, Gubernur Khofifah menyampaikan harapan agar Hari Krida Pertanian menjadi momentum memperkuat komitmen kolektif membangun pertanian Jatim yang tangguh, inovatif, dan berkelanjutan.
“Selamat Hari Krida Pertanian 2025. Mari terus bergerak bersama, membangun pertanian yang menjadi motor penggerak ekonomi daerah, sekaligus sumber kesejahteraan bagi seluruh pelakunya,” pungkas Khofifah.