Gubernur Khofifah: Kami Siap Jadi Garda Terdepan Ketahanan Pangan Nasional
MADINAH, headlinejatim.com — Di tengah tantangan perubahan iklim dan dinamika ekonomi global, sektor pertanian Jawa Timur justru menunjukkan tren menggembirakan. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) per 2 Juni 2025, potensi produksi padi di Jawa Timur sepanjang Januari hingga Juli 2025 diperkirakan mencapai 8,78 juta ton gabah kering panen (GKP). Angka ini setara dengan 7,3 juta ton gabah kering giling (GKG) atau sekitar 4,21 juta ton beras yang siap dikonsumsi.
Pencapaian ini melonjak 13,28 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, di mana produksi padi Jatim hanya berada di angka 7,75 juta ton GKP. Dengan kenaikan lebih dari 1 juta ton GKP, Jawa Timur kembali membuktikan diri sebagai lumbung padi nasional paling andal, melampaui provinsi-provinsi besar lainnya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut capaian ini sebagai buah dari konsistensi kebijakan propetani dan penguatan sistem produksi pangan yang diterapkan pemerintah provinsi.
“Lima tahun berturut-turut, produksi padi dan beras Jatim menjadi yang tertinggi secara nasional. Kami siap menjadi garda terdepan dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional,” tegas Khofifah, Kamis (12/6).
Khofifah menjelaskan, peningkatan signifikan ini juga didorong oleh meluasnya areal tanam yang berdampak langsung pada kenaikan volume panen. Pada Januari–Juli 2025, total luas panen padi di Jawa Timur tercatat mencapai 1.299.222 hektare, naik 13,4 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
Tak hanya unggul di tingkat provinsi, kontribusi sektor pertanian Jawa Timur juga terlihat kuat secara nasional. Pada triwulan I 2025, sektor pertanian nasional tumbuh sebesar 10,52 persen (yoy), di mana Jatim menyumbang sekitar 12,10 persen terhadap total kontribusi pertanian Indonesia.
“Pertanian bukan hanya menyuplai pangan, tapi juga menjadi fondasi ekonomi nasional: menyediakan lapangan kerja, menjaga stabilitas harga, dan meningkatkan daya saing bangsa,” ujar Khofifah.
Menurut data Dinas Pertanian, peningkatan produksi padi dan jagung menjadi motor utama penguatan kinerja pertanian Jatim. Hal ini turut didukung oleh pertumbuhan subsektor peternakan yang juga memberikan kontribusi signifikan.
Sementara itu, berdasarkan catatan BPS tahun 2024, Jawa Timur mencatatkan produksi padi tertinggi nasional, dengan total 9,28 juta ton GKG. Jawa Tengah menyusul di posisi kedua dengan 8,89 juta ton, lalu Jawa Barat 8,63 juta ton, Sulawesi Selatan 4,82 juta ton, dan Sumatera Selatan 2,91 juta ton.
Khofifah menutup pernyataannya dengan komitmen kuat Jawa Timur untuk terus berkontribusi pada ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.
“Kami terus memperkuat rantai pasok pangan dari hulu ke hilir, dari sawah hingga ke meja makan. Jatim siap memberikan yang terbaik untuk bangsa,” pungkasnya.