Hari Keamanan Pangan Sedunia: Pangan Aman, Bangsa Tangguh di Tengah Ketidakpastian

 

headlinejatim.com —Di balik setiap suapan yang kita nikmati, tersembunyi proses panjang yang tak selalu kita sadari. Dari ladang petani, perahu nelayan, hingga rak-rak pasar dan dapur rumah. Namun di sepanjang rantai pangan itu, ada satu hal yang sering luput dari perhatian: keamanan pangan. Padahal, makanan yang tidak aman bisa menjadi awal dari bencana kesehatan yang tak terlihat.

Read More

Setiap 7 Juni, dunia memperingati Hari Keamanan Pangan Sedunia atau World Food Safety Day, yang dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO). Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global akan pentingnya pangan yang aman, bersih, dan layak konsumsi sebagai syarat utama hidup sehat dan produktif.

Tahun 2025, Hari Keamanan Pangan Sedunia mengusung tema:

“Food Safety: Prepare for the Unexpected” (Keamanan Pangan: Bersiap untuk Hal yang Tak Terduga)

Tema ini menjadi sangat relevan dalam konteks dunia yang penuh ketidakpastian. Pandemi global, krisis iklim, bencana alam, konflik, hingga gangguan logistik telah menunjukkan bahwa sistem pangan kita rapuh. Keamanan pangan bukan hanya soal higienitas makanan, melainkan kemampuan sistem untuk bertahan, beradaptasi, dan melindungi masyarakat di tengah guncangan yang datang tiba-tiba.

Ancaman Nyata: Data Global yang Mengkhawatirkan

Menurut WHO, setiap tahun sekitar 600 juta orang di seluruh dunia jatuh sakit akibat makanan yang terkontaminasi. Dari jumlah tersebut, 420.000 jiwa meninggal dunia, dan 125.000 di antaranya adalah anak-anak balita. Penyakit yang ditimbulkan beragam, mulai dari infeksi bakteri seperti Salmonella dan E.coli, hingga keracunan logam berat atau bahan kimia berbahaya dalam makanan.

Ini bukan ancaman yang jauh. Ini adalah bahaya yang bisa ada di dalam piring makan siang kita.

Potret Keamanan Pangan di Indonesia

Sebagai negara dengan kekayaan hayati yang luar biasa, Indonesia seharusnya menjadi pilar pangan sehat di kawasan Asia Tenggara. Namun faktanya, keamanan pangan di Indonesia masih menghadapi tantangan serius.

Data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2024:

Terdapat lebih dari 3.000 kasus temuan pangan olahan yang tidak memenuhi standar keamanan, baik karena penggunaan bahan berbahaya, pencantuman label palsu, atau proses produksi yang tidak higienis.

Ratusan kasus keracunan makanan massal terjadi di sekolah, tempat kerja, hingga acara komunitas, yang sebagian besar disebabkan oleh makanan yang tidak disimpan atau diolah dengan benar.

Kondisi ini diperparah oleh rendahnya kesadaran konsumen akan informasi pangan, kurangnya pendidikan sanitasi di kalangan pelaku UMKM, serta lemahnya pengawasan distribusi di daerah terpencil.

Tema 2025 dalam Konteks Indonesia

Dalam konteks Indonesia, tema “Prepare for the Unexpected” menegaskan perlunya membangun sistem pangan yang tangguh menghadapi ketidakpastian. Negara ini rentan terhadap bencana seperti banjir, gempa, dan kekeringan ekstrem, yang dapat merusak pasokan pangan dan memperburuk risiko kontaminasi. Selain itu, dampak perubahan iklim mempercepat pergeseran pola produksi pangan dan meningkatkan potensi penyebaran penyakit lewat makanan.

Artinya, keamanan pangan bukan lagi sekadar urusan dapur atau industri makanan. Ia telah menjadi isu strategis yang berkaitan erat dengan ketahanan nasional, perlindungan konsumen, serta pembangunan berkelanjutan.

Untuk itu, pemerintah dan masyarakat harus membangun kesadaran kolektif:

Bahwa ketahanan pangan harus disertai dengan keamanan pangan

Bahwa sistem distribusi pangan harus dilengkapi dengan kemampuan respons cepat terhadap darurat

Dan bahwa edukasi publik harus menjangkau semua lapisan, dari kota hingga pelosok desa

Langkah Nyata: Dari Regulasi hingga Meja Makan

Upaya untuk mewujudkan pangan yang aman harus menyentuh seluruh rantai pasok. Pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan, termasuk:

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) di tingkat petani

Edukasi keamanan pangan untuk pelaku UMKM dan industri rumah tangga

Pengetatan pengawasan produk impor dan peredaran bahan tambahan pangan ilegal

Namun demikian, efektivitas kebijakan ini sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor: antara pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat sipil.

Bagi konsumen, langkah sederhana seperti membaca label produk, memperhatikan tanggal kedaluwarsa, menyimpan makanan dengan benar, dan menjaga kebersihan dapur sudah merupakan kontribusi besar bagi ekosistem pangan yang lebih aman.

Keamanan Pangan adalah Pilar Masa Depan

Pangan adalah fondasi peradaban. Namun fondasi itu akan rapuh jika tidak dibangun di atas prinsip keamanan dan kehati-hatian. Ketika makanan menjadi ancaman tersembunyi bagi kesehatan, maka tidak ada pembangunan yang bisa berdiri tegak.

Peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia 2025 adalah pengingat bahwa masa depan bangsa sangat bergantung pada apa yang kita makan hari ini.

Pangan yang aman bukanlah kemewahan, melainkan hak dasar setiap warga negara, dan menjaganya adalah tugas bersama.

Kita tidak pernah tahu bencana apa yang akan datang. Tapi kita bisa bersiap. Dan persiapan itu dimulai dari piring kita sendiri.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *