GRESIK, headlinejatim.com – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan melalui inovasi berkelanjutan di sektor industri. Salah satu terobosan yang dijalankan adalah pemanfaatan sampah perkotaan sebagai bahan bakar alternatif dalam proses produksi semen, yang dikenal sebagai refuse-derived fuel (RDF).
Langkah ini sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular yang diusung SIG, yakni mengubah limbah menjadi sumber daya bernilai. Dengan menjadikan sampah sebagai energi, SIG tidak hanya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, tetapi juga berkontribusi dalam mengatasi permasalahan sampah di berbagai daerah.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, mengungkapkan bahwa penggunaan RDF merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk menekan emisi gas rumah kaca sekaligus memperkuat posisi SIG sebagai pelopor industri semen ramah lingkungan di Indonesia.
“Pengelolaan sampah yang tidak tepat bisa berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Melalui RDF, SIG membantu mengurangi beban tempat pembuangan akhir (TPA), sekaligus menghasilkan energi untuk proses produksi semen hijau,” ujar Vita, Kamis (5/6).
Pada tahun 2024, SIG mencatat penggunaan total 2 juta ton bahan baku dan bahan bakar alternatif, dengan 0,5 juta ton di antaranya berasal dari bahan bakar alternatif seperti RDF dan biomassa. Hal ini berhasil meningkatkan thermal substitution rate menjadi 7,56%, naik dari 7,27% pada tahun sebelumnya.
Selain RDF, SIG juga memanfaatkan limbah industri seperti copper slag, fly ash, bottom ash, hingga limbah padat kertas sebagai bahan baku produksi. Berkat inisiatif ini, emisi karbon dari semen PCC SIG tercatat sebesar 494 kg CO₂ per ton — jauh lebih rendah dari rata-rata industri sebesar 800 kg CO₂ per ton.
Sebagai bentuk komitmen jangka panjang, SIG mengoperasikan divisi khusus pengelolaan limbah bernama Nathabumi melalui anak usaha PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. Dengan teknologi co-processing, sampah dan limbah dimusnahkan dalam tanur semen bersuhu tinggi (1.500°C) tanpa meninggalkan residu berbahaya.
“SIG percaya bahwa keberlanjutan adalah tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, kami terus berinovasi dan membuka peluang kolaborasi demi mendukung target Net Zero Emission 2050,” tutup Vita.
Melalui pemanfaatan sampah sebagai energi, SIG tidak hanya menciptakan dampak positif bagi lingkungan, tetapi juga membuka jalan bagi industri semen yang lebih hijau, efisien, dan berkelanjutan.