Surabaya, headlinejatim.com — Menjelang perayaan Idul Adha, Jembatan Suramadu sisi Surabaya kembali dipadati ribuan kendaraan yang didominasi pemudik asal Madura. Kamis sore (5/6), arus lalu lintas tampak mengular, terutama di jalur roda dua yang hanya memungkinkan dua motor melintas berdampingan.
Fenomena ini bukan sekadar rutinitas mudik biasa. Masyarakat Madura menyebutnya dengan “Toron”, sebuah tradisi turun-temurun untuk pulang kampung, berkumpul dengan keluarga, dan berziarah ke makam leluhur. Meski lebih dikenal saat Lebaran, Toron kini juga ramai dilakukan menjelang Idul Adha.
“Saya sengaja berangkat sore, berharap tidak terlalu macet. Tapi ternyata tetap padat,” ujar Muhammad Yudi, pemudik asal Pamekasan, sambil menepi di bahu jalan. “Toron ini penting buat kami. Ini bukan cuma pulang, tapi juga bagian dari cara kami merawat hubungan keluarga.”
Hal senada diungkapkan Samsul Bahri, warga Sampang yang juga turut serta dalam arus Toron. “Selain kumpul keluarga, kami juga nyekar ke makam orang tua. Ini tradisi yang selalu kami jaga setiap tahun,” katanya.
Bagi warga Madura, Toron adalah simbol dari ikatan batin yang kuat antarkeluarga. Tidak hanya mempertemukan keluarga inti, momen ini juga menjadi ajang silaturahmi dengan kerabat dan sahabat lama. Ziarah makam menjadi bagian penting dari tradisi, sebagai bentuk penghormatan pada leluhur yang telah wafat.
Peningkatan arus kendaraan di Jembatan Suramadu menjadi bukti kuatnya budaya mudik ini. Jalan penghubung utama antara Surabaya dan Pulau Madura itu seolah menjadi saksi bisu dari hangatnya nilai-nilai kekeluargaan masyarakat Madura.
Imbauan Keselamatan: Toron dengan Aman dan Selamat
Di tengah antusiasme warga menyambut Idul Adha dan menjalankan tradisi Toron, pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan mengimbau pemudik untuk tetap mengutamakan keselamatan di jalan.
“Pastikan kendaraan dalam kondisi prima, gunakan helm berstandar SNI, dan hindari membawa muatan berlebih, terutama bagi pengendara motor,” ujar salah satu petugas yang berjaga di area Suramadu.
Pengendara juga diimbau untuk beristirahat bila merasa lelah, serta menjaga etika berlalu lintas demi kenyamanan bersama.
Kepadatan lalu lintas diprediksi terus terjadi hingga malam takbiran. Oleh karena itu, kesiapan fisik dan mental selama perjalanan menjadi kunci agar Toron tak hanya penuh makna, tapi juga aman sampai tujuan.