Surabaya, headlinejatim.com — Menjelang Hari Raya Idul Adha, para peternak di berbagai daerah mulai sibuk merawat sapi-sapi kurban mereka. Namun, ada yang berbeda dari cara Suyatno, seorang peternak asal Kecamatan Pakal, Surabaya. Ia punya resep khusus agar hewan ternaknya tetap sehat, rileks, dan bebas stres: dipijat setiap hari!
“Saya setiap hari bersihkan kandang, mandikan, dan pijat sapi-sapi saya,” tutur Suyatno sambil tersenyum. “Penting supaya ototnya nggak kaku. Kalau ototnya rileks, tumbuhnya bagus, sehat juga.”
Suyatno tidak sekadar memperlakukan sapi seperti hewan ternak biasa. Ia berbicara dengan lembut kepada mereka, bahkan memberikan semangat layaknya teman. Kata-kata seperti “Sehat ya, jangan sakit ya” kerap ia ucapkan sambil memijat lembut tubuh sapi-sapinya.
“Kalau kita sayangi, insyaallah mereka juga ngerti,” ujarnya sambil menepuk punggung sapi jenis Limosin yang tengah beristirahat.
Yang lebih menarik, di kandangnya selalu terdengar musik lembut. Lagu-lagu yang diputar tidak hanya untuk dirinya, tapi juga untuk menenangkan hewan-hewan peliharaannya. Suasana kandang pun terasa bersih, nyaman, dan jauh dari kesan kumuh.
Saat ini, Suyatno memelihara beberapa sapi premium seperti Limosin, Simental, dan Brangus, yang bobotnya mencapai 700 kilogram. Harga jual sapi-sapi tersebut bervariasi, mulai dari Rp 24 juta hingga Rp 40 juta, tergantung jenis dan ukuran.
Dengan sentuhan kasih sayang yang jarang dijumpai di kandang-kandang konvensional, Suyatno berharap sapinya siap secara fisik dan mental saat tiba waktunya dikurbankan.
“Kalau dirawat dengan hati, hasilnya juga akan maksimal. Saya harap peternak lain juga bisa lebih perhatian, karena hewan juga makhluk hidup yang perlu dijaga,” pesannya.
Metode Suyatno bukan sekadar perawatan, ini adalah bentuk hubungan emosional antara manusia dan hewan yang memberi makna lebih dalam pada kurban. Karena bagi Suyatno, hewan kurban bukan hanya soal bobot dan harga, tapi juga soal cinta dan tanggung jawab.
