BLITAR, headlinejatim.com— Semangat kebangsaan bergema dari Alun-Alun Kota Blitar pagi ini. Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak memimpin langsung upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, yang tahun ini digelar berbeda: bukan pada 1 Juni seperti biasanya, melainkan 2 Juni, sesuai dengan Surat Edaran Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Bukan tanpa alasan Blitar dipilih sebagai lokasi. Kota ini menyimpan jejak sejarah penting bangsa: di sinilah Sang Proklamator sekaligus Penggali Pancasila, Ir. Soekarno, dimakamkan. “Alhamdulillah, sebelum upacara kami sempat berziarah ke makam Bung Karno. Ini memberikan makna tersendiri,” ungkap Emil dalam sambutannya.
Mengusung tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya”, Emil mengajak seluruh masyarakat untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila di tengah arus globalisasi dan tantangan zaman.
“Kadang, dalam kehidupan sehari-hari, kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang tidak selalu jelas hitam atau putih. Di situlah Pancasila menjadi kompas moral,” katanya.
Menurutnya, Pancasila bukan hanya rumusan normatif dalam pembukaan UUD 1945, tapi jiwa bangsa yang hidup dan membumi. “Pancasila mengajarkan kita bahwa perbedaan adalah kekuatan, bukan kelemahan. Bahwa gotong royong dan keadilan sosial bukan jargon, tapi prinsip hidup,” tegas Emil.
Jawa Timur, Rumah Ideologis Pancasila
Sebagai provinsi terbesar kedua di Indonesia, Jawa Timur dengan 41,8 juta penduduk dan 38 kabupaten/kota, memiliki posisi strategis dalam menjaga keberagaman sekaligus memperkuat fondasi kebangsaan.
“Kita ingin Jawa Timur menjadi Gerbang Baru Nusantara—rumah ideologis Pancasila yang hidup di hati rakyatnya,” ucap Emil penuh semangat.
Ia juga menegaskan pentingnya membangun karakter dan mental bangsa. “Pembangunan bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga tentang membentuk manusia Indonesia yang beretika, berkarakter, dan berpancasila,” tuturnya.
Melalui sembilan misi pembangunan yang disebut Nawa Bhakti Satya, Pemprov Jatim ingin menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa dari setiap kebijakan, dari pembangunan berkeadilan hingga pelayanan publik yang inklusif.
Upacara kali ini juga terasa istimewa berkat penampilan seni Jaranan bertema “Pandji Anom” dari para seniman Kampung Wisata Pasar Jaranan Kota Blitar. Suguhan budaya ini menjadi penegas bahwa nilai-nilai Pancasila bisa menyatu dengan kekayaan tradisi lokal.
Turut hadir dalam upacara ini Sekdaprov Jatim Adhy Karyono, Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin, Wakil Wali Kota Elim Tyu Samba, para Kepala OPD Pemprov Jatim, serta unsur Forkopimda Kota dan Kabupaten Blitar.
Di akhir sambutannya, Emil menyerukan pentingnya menjaga semangat optimisme menuju Indonesia Emas 2045. “Mari kita jadikan Pancasila bukan hanya simbol, tapi juga semangat yang menyatu dalam setiap tindakan, ucapan, dan kebijakan kita,” pungkasnya.