SURABAYA, headlinejatim.com— Provinsi Jawa Timur kembali mencetak prestasi membanggakan di kancah nasional. Tak tanggung-tanggung, Pemprov Jatim sukses memborong 10 penghargaan dari 12 kategori dalam ajang Anugerah Adinata Syariah 2025 yang digelar oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin (26/5).
Deretan prestasi ini menjadi bukti nyata komitmen Jawa Timur dalam membangun dan memperkuat ekosistem ekonomi syariah yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis kerakyatan.
10 Penghargaan Bergengsi untuk Jatim
Dari ajang tersebut, Jatim menyabet penghargaan di berbagai kategori strategis, di antaranya:
• Juara 1 Keuangan Mikro Syariah
• Juara 1 Pendidikan & Pemberdayaan Ekonomi Pesantren
• Juara 2 Inkubasi Usaha Syariah
• Juara 2 Zona KHAS (Kuliner Halal, Aman, dan Sehat)
• Juara 3 Industri Halal
• Juara 4 Kelembagaan Pengembangan Ekonomi Syariah
• Juara 5 Inovasi Sektor Ekonomi Syariah
• Juara 5 Literasi Ekonomi Syariah
• Juara 5 Ekonomi Hijau dan Berkelanjutan
• Juara 5 Keuangan Sosial Syariah
Pesantren Jadi Pilar Kuat Ekonomi Syariah
Di balik sederet penghargaan ini, tersembunyi kekuatan besar: pondok pesantren. Dengan 7.334 ponpes berizin tersebar di seluruh wilayah Jatim, banyak di antaranya telah aktif menggerakkan sektor ekonomi berbasis syariah. Tak kurang dari:
• 1.210 pesantren mengelola 1.743 unit usaha
• 1.210 lainnya menjalankan program kewirausahaan
• 74 ponpes bersertifikat halal
• 4.494 ponpes memiliki rekening syariah
• 5.790 ponpes telah terdigitalisasi
• 291 ponpes menjadi agen laku pandai
Ditopang oleh lebih dari 923 ribu santri mukim, sinergi antara pesantren, pelaku usaha, akademisi, dan komunitas menjadi mesin utama penggerak ekonomi syariah di Jatim.
Meski tengah menunaikan ibadah haji di Makkah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tetap menyampaikan apresiasinya atas capaian ini.
“Alhamdulillah, Pemprov Jatim berhasil memborong 10 penghargaan dalam Adinata Syariah 2025. Ini jadi motivasi besar untuk memperkuat fondasi keuangan syariah dan menghadirkan keadilan ekonomi yang lebih merata,” ujar Khofifah, Senin (1/6).
Ia menegaskan, ekonomi syariah bukan sekadar sistem alternatif, melainkan strategi pembangunan ekonomi daerah yang berkeadilan, inklusif, dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat.
“Konsistensi dan komitmen adalah kunci. Semua elemen dari pemerintah, pesantren, pelaku usaha, hingga masyarakat harus terus membangun ekosistem ekonomi syariah yang komprehensif,” tegasnya.
Anugerah Adinata Syariah sendiri merupakan penghargaan tahunan berskala nasional yang diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi pemerintah daerah dan berbagai pihak dalam mendorong kemajuan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
Penilaiannya tidak hanya berdasarkan inovasi dan dampak, tapi juga pada seberapa konsisten prinsip-prinsip syariah dijalankan secara nyata dalam aktivitas ekonomi.
Penghargaan ini diterima secara langsung oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Iwan, yang hadir mewakili Gubernur Khofifah di acara tersebut.