Surabaya, headlinejatim.com – Kepala Badan Penyelenggara Haji Republik Indonesia (BP Haji RI), Mochamad Irfan Yusuf, menegaskan bahwa penyelenggaraan ibadah haji bukan sekadar soal keberangkatan jemaah, tetapi mencerminkan kualitas pelayanan, transparansi pengelolaan, dan nilai peradaban bangsa. Hal ini disampaikannya saat memberikan pengarahan kepada para Ketua Regu (Karu) dan Ketua Rombongan (Karom) dari kloter 90, 91, dan 92 di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Rabu (29/5) petang.
Irfan yang akrab disapa Gus Irfan ini menyampaikan bahwa seluruh kloter gelombang kedua telah tertata dengan baik berkat penerapan sistem Syarikah, yakni model layanan haji yang lebih profesional dan adil. “Kalau dulu hanya satu Syarikah mengurus semuanya, sekarang sudah delapan Syarikah. Ini bentuk reformasi sistem layanan yang lebih transparan, efisien, dan menghindari praktik monopoli,” ujarnya di hadapan puluhan petugas yang akan mendampingi jemaah ke Tanah Suci.
Ia menekankan bahwa menjadi Karu dan Karom adalah amanah mulia yang tak hanya bersifat administratif, melainkan bentuk ibadah ganda. “Bapak dan Ibu tidak hanya berhaji, tapi juga membantu para tamu Allah. Ini dua pahala sekaligus yang sangat mulia, dan harus dijalankan dengan niat tulus dan penuh kesabaran,” tegasnya.
Gus Irfan menyampaikan bahwa tahun ini, pemerintah memberikan perhatian khusus kepada jemaah lanjut usia dan penyandang disabilitas. “Kami menjalankan program Haji Ramah Lansia dan Haji Ramah Disabilitas sebagai bentuk tanggung jawab moral negara dalam melayani kelompok rentan. Dan insyaAllah tahun depan akan kami kuatkan dengan program Haji Ramah Perempuan,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan tiga indikator utama yang menjadi tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan haji. Pertama, sukses ritual, yang artinya seluruh proses ibadah berjalan sah sesuai tuntunan syariat dan hasil bimbingan manasik. Kedua, sukses ekosistem ekonomi, yang melibatkan pengelolaan dana haji sebesar Rp20 triliun secara transparan, diawasi langsung oleh KPK, Kepolisian, Kejaksaan, dan Kementerian Keuangan. Ketiga, sukses peradaban, yakni bagaimana para jemaah pasca-haji membawa pulang semangat kebangsaan dan nilai-nilai kebaikan ke lingkungan mereka. “Haji harus punya bekas. Dulu para ulama pulang haji lalu memimpin perjuangan kemerdekaan. Inilah semangat peradaban yang harus kita bangun kembali,” ujarnya dengan penuh penekanan.
Ia juga mengapresiasi dedikasi para petugas yang akan mendampingi jemaah dari titik awal hingga kembali ke tanah air. “Saya titip jemaah kepada Bapak/Ibu semua. Layani mereka dengan hati, ikhlas, dan penuh empati. Semoga semua kembali ke tanah air dalam keadaan sehat dan menjadi haji yang mabrur,” ucapnya menutup arahan.
Sementara itu, Pelaksana Harian Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Jatim, Sugiyo, menambahkan bahwa hingga hari ini Embarkasi Surabaya telah memberangkatkan 89 kloter dengan total 33.382 jemaah, atau setara 92 persen dari total kuota 36.845 orang. Ia memastikan seluruh proses pemberangkatan berjalan lancar berkat sinergi antara Kemenag, BP Haji, dan seluruh petugas yang terlibat.