Surabaya Andalkan Peran Ayah Lewat Program SOTH untuk Atasi Kenakalan Anak

Surabaya, headlinejatim.com – Pemerintah Kota Surabaya punya cara unik dalam menangani persoalan kenakalan remaja. Lewat program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), Wali Kota Eri Cahyadi menekankan pentingnya keterlibatan orang tua terutama ayah, dalam membentuk karakter anak dan mencegah perilaku menyimpang.

Dalam kelas bertema “Peningkatan Peran Ayah dalam Kualitas Keluarga” di Gedung Sumber Karya Wigati, Tambak Segaran Wetan, Selasa (27/5/2025), Eri menegaskan bahwa mayoritas masalah pada anak, seperti tawuran, penyalahgunaan lem, hingga narkoba, bermula dari minimnya kasih sayang dan komunikasi dalam keluarga.

Read More

“90 persen kasus kenakalan anak itu akar masalahnya bukan dari si anak, tapi dari rumah, dari orang tuanya,” ungkap Eri. Salah satu kisah yang membekas baginya terjadi saat program rehabilitasi anak bermasalah tahun 2022. Saat itu, anak-anak yang sempat berubah lewat program “Sekolah Kebangsaan” justru kembali ke perilaku lama karena lingkungan keluarga yang tidak mendukung.

“Saya datangi ibunya, dan beliau bilang tidak pernah bertemu anaknya karena harus kerja sampai malam sebagai buruh cuci. Dari situ saya sadar, interaksi orang tua itu kunci,” tuturnya.

Menurutnya, sosok ayah memegang peran vital dalam tumbuh kembang anak. “Ayah adalah cinta pertama anak perempuan, panutan anak laki-laki. Kalau ayahnya bisa memberi ketenangan, ibu bisa merawat anak dengan penuh cinta. ASI lancar, anak sehat, semua saling terkait,” tegas Eri.

Ia juga mengingatkan para ayah agar menjadi teladan, mulai dari hal kecil seperti tidak merokok di rumah hingga membersihkan diri setelah pulang kerja. “Anak belajar dari yang dilihat, bukan dari yang didengar. Jangan biasakan hal buruk di depan anak,” pesannya.

Tak hanya soal interaksi, Eri juga menyoroti bahaya penggunaan gadget tanpa kontrol. Ia menyebut akses bebas ke konten negatif bisa merusak moral anak jika tidak diawasi. “Orang tua harus paham kapan anak boleh pegang HP, dan harus tahu apa yang dibuka. Jangan biarkan anak dibesarkan oleh internet,” ujarnya.

Keseriusan Pemkot Surabaya dalam melindungi generasi muda tak berhenti di situ. Melalui berbagai program di bidang pendidikan, kesehatan, dan partisipasi anak, Surabaya terus mendorong terwujudnya Kota Layak Anak (KLA). Setelah enam kali berturut-turut meraih predikat KLA Utama, tahun ini Surabaya membidik level Paripurna, didukung keterlibatan dalam Child Friendly Cities Initiative (CFCI) bersama UNICEF.

“Kalau anak keluar jalur, orang tua jangan langsung menyalahkan. Introspeksi dulu. Jangan mengucapkan kata-kata kasar di depan anak, karena itu bisa melukai mental mereka,” imbuh Eri.

Senada dengan itu, Ketua TP PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani, menegaskan bahwa program SOTH kini makin kuat dengan 13 materi, termasuk yang fokus pada peran ayah.

“Dari berbagai riset, kebahagiaan seorang ibu dalam merawat anak sangat dipengaruhi bagaimana sikap suaminya. Karena itu, para lurah dan camat juga kami minta jadi mentor di SOTH, berbagi pengalaman sebagai orang tua,” jelas Bunda Rini.

Ia menegaskan, keluarga adalah benteng utama dalam membentuk karakter anak. “SOTH bukan sekadar sekolah, tapi gerakan membangun generasi emas dari rumah sendiri,” pungkasnya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *