Koperasi Merah Putih Bangkitkan Ekonomi Warga, Sudah Terbentuk di 90 Kelurahan Surabaya

SURABAYA, headlinejatim.com – Pemerintah Kota Surabaya terus mengakselerasi pembentukan Koperasi Merah Putih di seluruh kelurahan sebagai upaya nyata untuk menggerakkan roda perekonomian berbasis komunitas. Hingga akhir Mei 2025, tercatat 90 dari 153 kelurahan telah memiliki koperasi aktif hasil musyawarah warga melalui Musyawarah Kelurahan (Muskel).

Program ini menjadi simbol gotong royong warga dan pemerintah untuk menciptakan sistem ekonomi yang mandiri dan inklusif. Kepala Bidang Koperasi Dinkopumdag Kota Surabaya, Reza Fahreddy, menjelaskan bahwa pembentukan koperasi dilakukan secara terbuka, demokratis, dan sukarela.

Read More

“Muskel menjadi ruang partisipatif warga. Siapa pun warga usia 17 tahun ke atas yang berdomisili sesuai KTP bisa ikut bergabung. Di Kelurahan Ngagel misalnya, seluruh warga yang memenuhi syarat bisa jadi anggota koperasi Ngagel,” ungkap Reza, Selasa (27/5/2025).

Setiap koperasi dibentuk minimal oleh 9 hingga 15 orang, dengan harapan dapat terus berkembang hingga mencapai ratusan anggota seiring waktu. Komposisinya bisa berasal dari berbagai elemen masyarakat seperti Kader Surabaya Hebat (KSH), Karang Taruna, dan pelaku UMKM.

“Proyeksi pusat itu koperasi bisa berkembang sampai 500 anggota. Tapi ini semua bertahap, dimulai dari yang paling memungkinkan,” jelasnya.

Lurah dan LPMK Jadi Pengawas, Bukan Pengurus

Untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas, posisi Ketua Pengawas koperasi secara ex-officio dipegang oleh lurah setempat. Selain itu, unsur LPMK juga dapat berperan sebagai pengawas, namun tidak diperkenankan menjadi pengurus koperasi. Hal ini sejalan dengan regulasi yang melarang adanya konflik kepentingan atau hubungan keluarga antar pengawas dan pengurus.

“Tugas mereka menjaga agar koperasi tetap berjalan sesuai asas gotong royong dan transparansi,” tambah Reza.

Gerakkan UMKM, Kurangi Pengangguran
Tak hanya menjadi wadah simpan pinjam, Koperasi Merah Putih diharapkan mampu menjadi motor penggerak ekonomi lokal dengan membentuk unit usaha seperti toko sembako, program padat karya, hingga pengembangan UMKM warga.

“Banyak potensi yang bisa digerakkan koperasi. Mulai dari usaha sembako, warung kelurahan, hingga produk UMKM. Semua akan disinergikan dengan program-program Pak Wali Kota,” tutur Reza.

Lebih jauh, keberadaan koperasi ini juga menjadi solusi strategis dalam mengurangi angka pengangguran, terutama di kalangan pemuda. Reza optimistis, koperasi dapat membuka lapangan kerja baru bagi anak-anak muda yang masih belum bekerja.

“Koperasi bisa menjadi sarana pemberdayaan. Anak-anak muda bisa dilibatkan dalam unit usaha koperasi, sehingga mereka tidak hanya bekerja, tapi juga belajar wirausaha,” pungkasnya.

Pemkot menargetkan seluruh 153 kelurahan di Surabaya akan memiliki Koperasi Merah Putih yang aktif sebelum akhir Mei 2025. Sebuah langkah nyata menuju kemandirian ekonomi warga berbasis komunitas yang inklusif dan berkelanjutan.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *