Ketika budaya tradisional dan teknologi digital bertemu dalam satu tanggal bersejarah
JAKARTA, headlinejatim.com – Tanggal 27 Mei bukan sekadar angka di kalender. Di hari ini, Indonesia memperingati Hari Jamu Nasional, sebuah momentum untuk mengenang kejayaan pengobatan tradisional nusantara. Sementara itu, di belahan dunia lain, para profesional teknologi memperingati World Product Day, sebuah hari penting bagi para inovator dan pengembang produk digital.
Dua dunia yang tampak berbeda, tradisi dan teknologi, nyatanya saling terhubung dalam semangat yang sama: merawat warisan dan menciptakan masa depan.
Jamu: Ramuan Kehidupan yang Mendunia
Indonesia dikenal sebagai surga tanaman herbal. Dari akar, rimpang, hingga daun, semua diracik menjadi jamu, minuman tradisional yang diwariskan lintas generasi. Perayaan Hari Jamu Nasional pada 27 Mei tak lepas dari peran tokoh-tokoh seperti Mooryati Soedibyo, pendiri Mustika Ratu yang membawa jamu dari dapur keraton ke etalase toko modern.
“Jamu bukan sekadar obat, tapi filosofi hidup,” ujar Mooryati dalam salah satu wawancaranya. Lewat industri jamu, ia membuktikan bahwa kearifan lokal bisa bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi yang tak kalah bersaing di era global.
Penetapan Hari Jamu Nasional juga menjadi tonggak dalam memperkuat posisi jamu sebagai identitas bangsa. Di tengah gempuran obat modern, jamu tetap relevan, bahkan kini banyak diteliti secara ilmiah untuk pembuktian manfaatnya secara medis.
World Product Day: Inovasi di Ujung Jari
Sementara itu, jauh dari nuansa rempah dan ramuan, dunia digital merayakan World Product Day, sebuah ajang tahunan bagi komunitas product management global. Diinisiasi oleh organisasi teknologi Mind the Product, hari ini menjadi panggung bagi para inovator produk untuk saling berbagi wawasan, eksperimen, dan strategi membangun produk yang berpusat pada pengguna.
Tokoh seperti Martin Eriksson, pelopor pemikiran modern tentang manajemen produk, percaya bahwa “product manager adalah jembatan antara teknologi, bisnis, dan pengalaman pengguna.” World Product Day bukan hanya selebrasi profesi, tapi ruang kolaborasi untuk menjawab tantangan masa kini lewat solusi digital.
Dari London hingga Jakarta, acara virtual dan offline digelar di ratusan kota, membahas topik seperti artificial intelligence, UX design, hingga sustainability dalam pengembangan produk.
Ketika Tradisi dan Inovasi Saling Sapa
Yang menarik, Hari Jamu Nasional dan World Product Day kini bisa saling menyapa. Bayangkan, bagaimana jika pengembangan jamu tradisional dipadukan dengan strategi produk digital? Aplikasi untuk personalisasi jamu, e-commerce berbasis data tanaman herbal, hingga kolaborasi antara peracik tradisional dan startup teknologi, semua bukan mustahil.
Inilah esensi 27 Mei: merayakan akar dan sayap. Akar yang menjejak pada warisan budaya seperti jamu, dan sayap yang membentang lewat inovasi digital yang menjangkau dunia.
Karena pada akhirnya, bangsa yang besar bukan hanya yang mampu mempertahankan tradisinya, tapi juga yang mampu mengemasnya menjadi solusi masa depan.