headlinejatim.com —Peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732 tak hanya dirayakan dengan kemeriahan, tetapi juga dengan kepedulian. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Bakti Sosial (Baksos) Terintegrasi dan Donor Darah di Halaman Balai Kota Surabaya, Sabtu (17/5/2025). Kegiatan ini sekaligus menjadi rangkaian dari Kongres Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) ke-28 yang tahun ini digelar di Kota Pahlawan.
Kegiatan ini menjadi cerminan nyata bagaimana perayaan kota dapat diubah menjadi momentum pelayanan publik yang inklusif. Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Ikhsan, menegaskan bahwa Pemkot terus berkomitmen memperluas akses layanan kesehatan hingga ke tingkat komunitas.
“Hari ini kita berkolaborasi dengan PDGI, Walubi, Perdami, dan banyak pihak. Pemeriksaan gigi, mata, donor darah, semua kita satukan dalam satu wadah pelayanan,” ujar Ikhsan. Menurutnya, semangat kolaboratif inilah yang memperkuat posisi Surabaya sebagai kota yang peduli terhadap kesehatan warganya.
Lebih dari sekadar seremoni, baksos kali ini menyasar langsung kebutuhan masyarakat. Tersedia layanan pemeriksaan kesehatan umum untuk 1.000 warga, skrining gigi untuk 950 orang (dewasa dan anak-anak), pemasangan gigi palsu bagi 50 warga, donor darah untuk 400 orang, serta pemeriksaan mata bagi 700 warga, terutama lansia dan anak-anak.
Tak hanya itu, acara juga diramaikan oleh program sosial lain seperti operasi pasar, pembagian bibit tanaman, sosialisasi layanan digital milik PDAM, hingga layanan administrasi dari Disdukcapil dan Bapenda.
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (Unair), Prof. Dr. Muhammad Luthfie, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar edukasi, tapi juga aksi nyata menuju Surabaya Bebas Karies 2030, sejalan dengan target WHO. Salah satu langkah konkret yang disiapkan adalah kampanye “bebas gula” di kantin sekolah, demi menekan risiko karies dan periodontitis pada anak-anak.
“Masalah gigi pada anak bisa berdampak pada konsentrasi, rasa percaya diri, bahkan prestasi belajar. Edukasi dini sangat penting,” tegas Prof. Luthfie. Ia juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam membiasakan anak menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta membatasi konsumsi makanan manis.
Para mahasiswa Unair juga turun langsung melalui program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) untuk melakukan skrining gigi di Posyandu dan merujuk kasus ke Puskesmas. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi contoh sinergi edukatif yang tidak hanya menyentuh aspek kuratif, tetapi juga preventif.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk pelayanan terintegrasi yang menggabungkan aspek kesehatan, edukasi, sosial, dan administrasi publik. Ia menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat, termasuk PDGI, PT Wings Peduli, PMI, Walubi, dan Perdami.
“Baksos ini bukan hanya bentuk kepedulian, tapi juga bukti bahwa kolaborasi bisa menciptakan dampak yang nyata bagi warga. Ini adalah wajah Surabaya hari ini. Sehat, peduli, dan gotong royong,” pungkas Nanik.