SURABAYA, headlinejatim.com — Haru dan syukur mengiringi langkah Nanik Hariyati, jemaah haji kloter 19 asal Desa Trawasan, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, yang dijadwalkan terbang ke Tanah Suci hari ini, Rabu (7/5), pukul 14.20 WIB melalui Embarkasi Surabaya. Siapa sangka, perempuan penjual cireng berusia 63 tahun ini bisa lebih cepat berangkat haji enam tahun lebih awal dari jadwal estimasinya.
“Alhamdulillah, saya bisa berangkat tahun ini. Harusnya saya baru berangkat tahun 2031, tapi karena penggabungan mahram dengan adik saya, saya dipanggil lebih cepat,” ungkap Nanik dengan mata berkaca-kaca saat ditemui di Asrama Haji Sukolilo.
Kisah hidup Nanik penuh perjuangan. Ia menjadi orang tua tunggal sejak tahun 1995, setelah suaminya meninggal dunia dan meninggalkan tiga anak yang masih kecil. Untuk menghidupi keluarga, ia bekerja serabutan, dari menjadi pembantu rumah tangga hingga buruh pabrik kupruk. Semua ia lakukan demi menyekolahkan anak-anaknya.
Titik terang datang pada tahun 2014, ketika Nanik menjual sebidang tanah warisan dari almarhum suaminya seharga Rp50 juta. Setengahnya ia gunakan untuk mendaftar haji. Sisanya ia bagi untuk ketiga anaknya. “Saya tahu waktu itu antreannya panjang. Saya daftar tahun 2014 dan dikasih jadwal berangkat tahun 2031. Tapi saya ikhlas menunggu, yang penting niat sudah saya tanamkan,” ujarnya.
Namun takdir berkata lain. Lewat mekanisme penggabungan mahram, ia bisa berangkat lebih cepat bersama sang adik, Sholihati, yang mendaftar lebih dulu pada 2012. Bagi Nanik, ini adalah hadiah terbesar dari Allah setelah bertahun-tahun hidup dalam keterbatasan.
Kini, Nanik tinggal bersama anak keduanya dan membantu berjualan cireng isi di rumah. Anak-anaknya sudah berkeluarga semua. “Saya ikut anak nomor dua jualan cireng di rumah. Alhamdulillah, bisa tetap berkegiatan dan membantu,” katanya sambil tersenyum.
Keberangkatan ke Tanah Suci ini menjadi momen yang sangat dinantikan Nanik. Di sana, ia ingin berdoa khusus untuk anak-anak dan cucu-cucunya. “Semoga mereka diberi rezeki yang barokah, dan bisa menyusul berhaji ke Baitullah,” harapnya tulus.
Kisah Nanik Hariyati adalah potret nyata bagaimana kesabaran, doa, dan ketulusan bisa membuahkan hasil yang tak terduga. Dari penjual cireng sederhana, ia kini menjadi tamu Allah, memenuhi panggilan suci yang dinanti jutaan umat muslim di seluruh dunia.