Dari Warung Kayu ke Tanah Suci: Kisah Sri Dewi, Pedagang Kelontong yang Menabung Rp20 Ribu Sehari untuk Naik Haji

Surabaya, headlinejatim.com – Setiap pagi, sebelum membuka warung kecilnya di sudut Desa Wates, Kabupaten Kediri, Sri Dewi Sudarwati menyisihkan selembar uang dua puluh ribu rupiah. Bukan untuk belanja stok barang, bukan juga untuk jajan cucu. Tapi untuk sebuah cita-cita besar yang ia pendam bertahun-tahun: berangkat ke Baitullah, menunaikan rukun Islam kelima.

“Saya taruh di kotak kayu kecil di kamar. Setiap hari, pokoknya dua puluh ribu. Nggak boleh bolong,” kata perempuan 66 tahun ini, tersenyum lembut sambil menatap meja kayu lapuk yang dulu jadi saksi perjuangannya.

Read More

Sri bukan siapa-siapa. Ia bukan pegawai negeri, bukan pula pengusaha besar. Ia hanya seorang penjual kelontong yang memulai usahanya dari nol, sejak tahun 1995. Modalnya kecil, bahkan rumah pun dulu masih kontrak. Suaminya saat itu hanya tukang tambal ban, menyambi jual bensin eceran.

“Tapi kami yakin, asal usaha jujur dan sabar, Allah pasti kasih jalan,” tuturnya.

Keinginan berhaji muncul sejak lama. Tapi saat itu, ekonomi belum memungkinkan. Anak-anak masih kecil, kehidupan masih pas-pasan. Baru pada tahun 2009, ketika cucu pertamanya lahir, ia merasa waktunya telah tiba.

“Setiap hari saya nabung. Tidak pakai bank, karena saya orang desa, tidak biasa ke bank. Saya simpan di kotak saja. Kayu tua, peninggalan almarhum suami,” katanya.

Delapan tahun menabung, akhirnya pada 2012 terkumpul Rp25 juta. Cukup untuk mendaftar haji. Tapi waktu itu, hanya satu nama yang bisa didaftarkan.

“Uangnya cuma cukup buat satu orang. Akhirnya saya dan suami sepakat, beliau duluan. Saya nyusul kalau ada rezeki,” kenangnya dengan mata berkaca.

Kini, Sri Dewi akhirnya akan berangkat. Sendirian, tanpa suami yang telah berpulang beberapa tahun lalu. Namun semangatnya utuh. Ia membawa doa dan harapan besar, bukan untuk dirinya saja.

“Di sana saya mau doakan anak-anak, cucu-cucu, semoga bisa nyusul haji. Atau umroh dulu pun tak apa. Yang penting mereka sehat, bahagia, dan tetap dekat dengan Allah,” ucapnya pelan.

Siang ini, Sabtu (3/5), Sri Dewi akan terbang ke Madinah bersama jemaah kloter 5. Bukan sekadar perjalanan spiritual, ini adalah bukti bahwa mimpi besar bisa lahir dari warung kecil dan tabungan dua puluh ribuan.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *