“Perang Panjang, Harapan Baru” 25 April – Hari Malaria Sedunia

1. Harapan Itu Bernama Vaksin

headlinejatim.com — Tahun 2021. Setelah lebih dari satu abad pertempuran, akhirnya cahaya pertama itu menyala: vaksin malaria pertama di dunia: RTS,S/AS01 (Mosquirix), resmi digunakan di Afrika.

Read More

Bukan sekadar ampul dan jarum suntik, vaksin ini adalah simbol harapan, hadiah bagi generasi yang tumbuh di bawah bayang-bayang nyamuk pembunuh.

Kini, anak-anak yang dulu hanya bergantung pada kelambu dan keberuntungan, punya pelindung nyata. Dunia pun memasuki babak baru dalam perang senyap melawan parasit Plasmodium.

2. Mereka yang Tak Pernah Diam

Di balik kemajuan itu, berdiri para penjaga nyawa yang pantang menyerah:

  • Youyou Tu, ilmuwan asal Tiongkok, menggali khasiat dari tanaman tradisional dan menemukan artemisinin, obat penyelamat jutaan nyawa. Nobel Kedokteran 2015 pun menjadi saksi karyanya.
  • Sir Ronald Ross, dokter Inggris yang pada 1897 menguak rahasia siklus hidup parasit malaria dalam tubuh nyamuk.
  • Dr. Pedro Alonso, nahkoda strategi global WHO dalam eliminasi malaria lintas benua.

Mereka bukan hanya ilmuwan. Mereka adalah arsitek harapan—penulis babak penting dalam kisah umat manusia.

3. Simfoni di Medan Tanpa Panggung

Di garis depan, perjuangan tak hanya lahir dari laboratorium. Ia hidup di jalan-jalan berdebu, di desa-desa tanpa sinyal.

  • Kelambu didistribusikan,
  • Tes cepat dilakukan,
  • Edukasi dijalankan lewat radio lokal,
  • Rumah-rumah disemprot berkala.

Inilah simfoni tanpa sorotan. Irama perjuangan yang digerakkan oleh bidan desa, relawan muda, hingga ibu rumah tangga yang tak ingin anaknya jadi angka statistik.

4. Statistik Bukan Sekadar Angka

Meski banyak langkah telah diambil, malaria belum menyerah:

  • 619.000 jiwa meninggal karena malaria pada 2021.
  • 95% kasus masih menghantui benua Afrika.
  • Di Indonesia, Papua, NTT, dan sebagian Kalimantan masih bergulat dengan endemik.
  • Hingga kini, 10 provinsi belum mencapai eliminasi.

Di balik tiap angka, ada tangisan yang tak sempat reda. Statistik ini adalah cerita—tentang kehilangan, tentang peluang yang tak sempat terwujud.

5. Sebuah Peringatan, Sebuah Janji

Sejak tahun 2007, WHO menetapkan 25 April sebagai Hari Malaria Sedunia. Tapi janji itu sudah terucap jauh sebelumnya, di Deklarasi Abuja 2000, ketika para pemimpin Afrika bersumpah untuk tak membiarkan malaria menang.
Seruan WHO pun jelas:
“Zero malaria starts with me.”
Bukan sekadar slogan, tapi panggilan bagi kita semua—bahwa perubahan tak menunggu siapa pun.

Kita Masih Menulis Cerita Ini
Mari berdiri, bukan dalam diam, tapi dalam tekad.
Untuk anak-anak yang pantas tidur tanpa demam.
Untuk keluarga yang layak hidup tanpa takut.
Untuk dunia yang berani melawan parasit terkecil dengan harapan terbesar.

Karena malaria memang tua, tapi kita lebih tangguh.
Dan selagi nyawa masih bisa diselamatkan, sejarah belum boleh ditutup.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *