SURABAYA, headlinejatim.com — Provinsi Jawa Timur mencatatkan prestasi sebagai penyumbang terbesar laju tanam padi di Indonesia sepanjang April 2025. Berdasarkan data Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Jatim menyumbang 227.802 hektare dari total 924.989 hektare luas tanam nasional, atau setara seperempat dari keseluruhan capaian Indonesia.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menegaskan, capaian ini bukan sekadar angka, tetapi hasil dari strategi percepatan tanam yang dikawal langsung oleh Pemprov. “Kontribusi ini mencerminkan komitmen nyata Jawa Timur dalam memperkuat kedaulatan pangan nasional,” ujar Khofifah, Kamis (24/4), di Surabaya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga memperkuat tren positif tersebut. Luas panen di Jatim pada Januari–Mei 2025 diprediksi mencapai 964.768 hektare, meningkat 12,19% dibanding periode yang sama tahun lalu. Capaian ini menempatkan Jatim di atas Jawa Tengah (811.994 ha) dan Jawa Barat (753.287 ha), dua provinsi penghasil padi utama lainnya.
Tak hanya unggul secara statistik, Pemprov Jatim juga menjadi salah satu provinsi kunci dalam pelaksanaan Tanam Serentak Nasional yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto secara daring di 14 provinsi. Jatim menjadi tuan rumah titik pusat kegiatan di Desa Purwosari, Ponorogo, yang memadukan metode tanam manual dan mesin transplanter.
Khofifah memaparkan sejumlah langkah konkret yang menjadi pendorong percepatan tanam, di antaranya optimalisasi musim hujan, distribusi bibit cepat, penyemaian luar lahan, serta penguatan koordinasi penyerapan gabah oleh Bulog dengan harga Rp6.500/kg. “Percepatan tanam bukan hanya soal teknis, tapi menyangkut efisiensi produksi, pendapatan petani, hingga ketahanan pangan nasional,” tegasnya.
Pemprov juga mendorong inovasi dengan sistem tanam dari bibit siap tanam berusia dua minggu, seperti yang dilakukan di Ponorogo. Metode ini terbukti menghemat waktu tanam dan mengefisienkan siklus produksi padi.
“Prestasi ini diharapkan jadi pemantik semangat petani Jatim untuk terus meningkatkan produktivitas dan adaptasi teknologi pertanian,” ujar Khofifah. “Kami optimistis, kontribusi Jatim akan menjadi fondasi penting bagi ketahanan pangan Indonesia ke depan.”